Disuntik Rp37 Triliun, Dividen BUMN 2021 Cuma Ditarget Rp26,1 Triliun
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga mengatakan target setoran dividen BUMN untuk negara pada tahun 2021 sebesar Rp26,1 triliun akibat tergerus pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan dunia.
Industri
JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyiapkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp37,38 triliun. Angka ini sebagai rencana pembiayaan investasi kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2021 dari yang diminta Menteri BUMN Erick Thohir Rp70 triliun.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga mengatakan target setoran dividen BUMN untuk negara pada tahun 2021 sebesar Rp26,1 triliun akibat tergerus pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan dunia.
“Tahun 2021 dividen kita karena pandemi COVID-19 ini menghantam semua sehingga terjadi penurunan, ditargetkan oleh Kementerian Keuangan sebesar Rp26,1 triliun,” ujarnya dalam diskusi daring di Jakarta, Senin malam, 28 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurut Arya, dividen BUMN ini mengalami penurunan karena dampak pandemi COVID-19 yang cukup berat dirasakan BUMN.
Setoran dividen BUMN pada tahun depan tersebut diproyeksikan berasal dari BUMN perbankan sebesar Rp11,9 triliun dan dari BUMN non-perbankan sebesar Rp14,2 triliun.
Jadi KPI BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan setoran dividen masih menjadi salah satu indikator kinerja utama (key performance indicators/KPI) bagi BUMN. KPI itu tetap berlaku meski dibayangi pandemi COVID-19.
Kendati demikian, ia mengakui, setoran dividen BUMN kepada negara pada 2021 mendatang diperkirakan tergerus akibat terdampak pandemi COVID-19.
Ia mengatakan menurunnya setoran BUMN itu dinilai wajar mengingat pandemi COVID-19 mempengaruhi kinerja mayoritas BUMN.
“Situasi BUMN sendiri, suka tidak suka, kondisi BUMN sama seperti kebanyakan perusahaan swasta. Sebanyak 90 persen terdampak, hanya 10 persen yang berjalan normal,” katanya.
Erick menyebutkan salah satu BUMN yang terkena dampak COVID-19, yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang mengalami penurunan hingga 90%.
Erick sebelumnya telah meminta kepada seluruh BUMN untuk tidak terlena dalam melaksanakan KPI di tengah wabah COVID-19. (SKO)