Ditampar Dua Kali oleh Turkiye, akankah Rusia Membalas?
- Dalam satu hari Presiden Turkiye Recep Teyep Erdogan memberi dua tamparan ke Vladimir Putin yang dianggapi memiliki hubungan dekat.
Dunia
JAKARTA-Dalam satu hari Presiden Turkiye Recep Teyep Erdogan memberi dua tamparan ke Vladimir Putin yang dianggapi memiliki hubungan dekat. Apakah Rusia akan membalasnya?
Saat kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Turkiye Sabtu 8 Juli 2023 ada dua sikap Erdogan yang cukup mengejutkan. Yang pertama dia secara tegas menyatakan dukungannya untuk Ukraina masuk NATO. Dia mengatakan tidak ada keraguan Ukraina layak untuk masuk ke pakta pertahanan atlantik utara tersebut.
Yang kedua adalah keputusan Ankara untuk mengizinkan Zelenskyy untuk membawa pulang lima komandan bataliyon Azov yang dulu mempertahankan Mariupol.
- Evolusi Senjata Tua, Ukraina Gunakan S-200 untuk Serang Target Darat
- Rampung Digarap, PT INKA Kirimkan Kereta Rel Diesel untuk Sulawesi
- Jelang KTT, Ukraina Pesimistis Bisa Gabung NATO
Untuk dukungan pada Ukraina menjadi anggota NATO Rusia tidak berkomentar. Rusia menyadari bahwa Turkiye adalah anggota NATO yang lebih berhak berbicara soal itu daripada mereka. Moskow juga meyakini peluang Ukraina untuk masuk ke NATO, setidaknya saat ini hampir mustahil. Karena aliansi tidak akan menerima anggota yang masih dalam kondisi perang. Meski hampir bisa dipastikan sikap Erdogan ini akan mengecewakan Putin.
Tetapi terkait pelepasan lima komandan Azov, Moskow mau tidak bereaksi. Karena keputusan itu jelas melanggar kesepakatan yang ada.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Ankara telah berjanji berdasarkan perjanjian pertukaran untuk menahan orang-orang itu di Turkiye sampai perang selesai. Dan dia mengeluh karena Moskow sama sekali tidak diberitahu tentang tindakan tersebut.
Yang lebih menyakitkan bagi Rusia, lima komandan yang dianggap sebagai pahlawan di Ukraina itu dibebaskan bertepatan dengan peringatan 500 hari invasi Rusia ke Ukraina. Kyiv menggunakan momentum ini untuk menebarkan kampanye informasi tentang kemampuan mereka bertahan. Bahkan melakukan serangan balik.
Zelenskyy pada hari Sabtu memposting video satu menit yang memperlihatkan dirinya dan pejabat lainnya berjabat tangan dan memeluk para komandan yang tersenyum sebelum mereka naik pesawat Ceko bersama. “Kami pulang dari Turki dan membawa pulang pahlawan kami,” kata Zelenskyy.
Lima orang tersebut adalah Denys Prokopenko, Svyatoslav Palamar, Serhiy Volynsky, Oleh Khomenko, Denys Shleha. Lima orang ini tahun lalu memimpin pertahanan di pelabuhan selatan Mariupol. Kota terbesar yang direbut Rusia dalam invasinya. Ribuan warga sipil terbunuh di dalam Mariupol. Pasukan Rusia menghancurkan kota itu selama pengepungan tiga bulan.
Pada Mei 2022, Kyiv akhirnya memerintahkan pasukannya yang bertahan selama berminggu-minggu di terowongan dan bunker di bawah pabrik baja, untuk menyerah. Rusia membebaskan beberapa dari mereka pada September tahun lalu dalam pertukaran tahanan yang ditengahi oleh Ankara. Syaratnya para komandan ini tetap berada di Turkiye sampai akhir perang.
Zelenskyy tidak memberikan penjelasan mengapa para komandan diizinkan pulang sekarang. Dan tidak ada komentar langsung dari Turki. Banyak orang Ukraina memuji berita itu di media sosial.
Denys Prokopenko menggunakan kesempatan ini untuk membakar emosi. Dia dan teman-temannya akan kembali ke garis pertempuran. Dan itulah alasan mereka kembali ke Ukraina.
Salahkan NATO
Kremlin menuduh Ukraina dan Turkiye melanggar perjanjian dengan membebaskan para komandan.”Kembalinya para pemimpin Azov tidak lebih dari pelanggaran langsung terhadap ketentuan perjanjian yang ada,” kata Perskov dikutip Kantor Berita TASS. Tetapi Kremlin tidak mengatakan apakah akan membalas sikap Turki yang sudah jelas-jelas melanggar kesepakatan itu.
Peskov memilih untuk menyalahkan NATO dengan mengatakan pembebasan itu adalah hasil dari tekanan berat dari aliansi menjelang KTT di Lithuania.
Sejumlah analis mengatakan kembalinya tentara itu dapat membuat hubungan Turkiye dengan Rusia tegang. Ankara sejauh ini berhasil mempertahankan tindakan penyeimbangan yang rumit. Bahkan membantu menengahi kesepakatan dengan Rusia yang memungkinkan ekspor biji-bijian dan pupuk yang aman dari pelabuhan Ukraina.
- Canggih! WhatsApp Akan Mudahkan Pengguna Kirim Video HD
- Kamu Pejuang Gap Year? Jaga 5 Hal Ini
- 7 Kebiasaan yang Dimiliki Oleh Orang Sukses, Tertarik Melakukannya?
Bulent Ali Riza, direktur pendiri Proyek Turki di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) kepada Aljazeera Minggu 9 Juli 2023 mengatakan Turki adalah anggota NATO, yang telah mendukung Zelenskyy dan Ukraina dalam perang. Tetapi pada saat yang sama, Erdogan telah menjaga hubungan baik secara pribadi dengan Presiden Vladimir Putin.
Tidak seperti anggota aliansi Barat lainnya Erdogan belum menerapkan sanksi. Dan berhasil melakukannya. “Namun dengan dua langkah terbarunya, jelas akan ditafsirkan oleh Rusia sebagai sangat condong ke sisi lain,” kata Bulent.
Tetapi meski pembebasan komandan Azov akan dilihat sebagai tamparan di wajah oleh Rusia, analis lain melihat itu tidak akan berdampak parah pada hubungan antara Moskow dan Ankara. Analis militer Pavel Felgenhauer menyebut Moskow akan akan mencoba melupakan seluruh masalah ini.
Alasannya karena bagiamanapun hubungan antara Moskow dan Ankara terlalu penting bagi Rusia. Dan Moskow akan menghindari untuk mengambil risiko konfrontasi besar dan serius.
Turki sangat penting secara strategis dalam hal perdagangan, dan dalam hal pengendalian selat Bosphorus. Sikap Turki yang cenderung untuk main dua kali juga menjadi salah satu pintu penting bagi Rusia untuk menghindar dari isolasi internasional.