<p>Proyek pembangunan infrastruktur Kereta Api Cepat Jakarta Bandung / Kcic.co.id</p>
Nasional

Ditarget Rampung 2022, Biaya Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Membengkak 20 Persen

  • Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan penambahan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung rampung pada 2022. Selain itu, pembangunan stasiun dan sarana penunjang lain juga diproyeksikan selesai pada tahun depan.

Nasional
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan penambahan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung rampung pada 2022. Selain itu, pembangunan stasiun dan sarana penunjang lain juga diproyeksikan selesai pada tahun depan.

“Setiap 3 (tiga) bulan kita akan melakukan evaluasi serta pengecekan dari kemajuan pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung sehingga pengerjaannya tepat waktu” kata Luhut dalam kunjungan kerja ke Stasiun Padalarang.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA Agung Budi Waskito mengatakan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta Bandung ini mengalami kenaikan biaya atau cost over run hingga 20%.

Proyek yang dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia (KCIC) ini mengalami kenaikan hingga US$1,214 miliar. Nilai awal proyek ini tercatat sebesar US$6,071 miliar yang kemudian membengkak menjadi US$7,285 miliar.

Meski begitu, Agung menyampaikan bahwa cost over run tidak akan mempengaruhi apa yang sudah disetorkan oleh WIKA.

“Harapan kami memang porsi daripada Indonesia lebih kecil daripada sekarang, sehingga cost over run yang ada bisa ditanggung oleh pemerintah sana,” jelas Agung dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu.

Untuk diketahui, WIKA merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki 60% saham di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (Persero) atau PSBI. Perusahaan ini merupakan bagian dari konsorsium BUMN yang ikut patungan dengan KCIC untuk proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Biaya yang membengkak ini, kata Agung, diupayakan bakal lebih banyak dibebankan kepada  Beijing Yawan HSR Co.Ltd, yakni perusahaan China yang ikut dalam konsorsium.

“Jadi kami sedang melakukan negosiasi dengan pihak China agar porsi Indonesia ini lebih kecil dari 60% sehingga secara keseluruhan nantinya cost of run yang terjadi sama sekali tidak pengaruh dengan apa yang kita setorkan. Sehingga cost of run ditanggung pemerintah sana,” papar Agung

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung awalnya ditargetkan rampung pada 2019 silam. Namun, proyek ini tidak berhasil menyelesaikan pembangunan sehingga target pembangunan sempat mundur pada 2021 dan saat ini ditenggat pada 2022. (RCS)