Ilustrasi e-Commerce
Industri

Ditopang E-Commerce, Ekonomi Digital Indonesia Bernilai Rp1.200,8 Triliun Pada 2022

  • Sektor e-commerce Tanah Air diprediksi menjadi pendorong nilai ekonomi digital di Indonesia pada tahun 2022. Hal tersebut dibuktikan melalui riset teranyar yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company.

Industri

Feby Dwi Andrian

JAKARTA - Sektor e-commerce Tanah Air diprediksi menjadi pendorong nilai ekonomi digital di Indonesia pada 2022. Hal tersebut dibuktikan melalui riset teranyar yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company.

Dalam riset yang berjudul e-Conomy SEA 2022, ekonomi digital indonesia diperkirakan bernilai US$77 miliar pada 2022 atau setara dengan Rp1.200,8 triliun (asumsi kurs Rp15.596 per dolar Amerika Serikat/AS) pada 2022. Angka tersebut tumbuh sebesar 22% secara tahunan.

Lebih lanjut, adapun nilai ekonomi digital diukur berdasarkan gross merchandise value (GMV), yaitu nilai penjualan kotor barang dan jasa selama periode tertentu.

Berdasarkan data Bain & Company, nilai ekonomi digital terbesar berasal dari sektor e-commerce dengan perkiraan sebesar US$59 miliar atau Rp920 triliun.

Selain itu, masih dari riset Bain & Company, sektor e-commerce akan melejit sampai dengan US$95 miliar pada tahun 2025 mendatang.

Kemudian, penopang ekonomi digital lainnya ada di sektor transportasi dan pesan antar makanan yang pada tahun ini menyumbang US$8 miliar dan akan terus naik sampai dengan US$15 miliar pada tahun 2025.

Dari segi layanan perjalanan online, pada tahun 2022 sektor ini menyumbang US$3 miliar dan akan naik menjadi US$10 miliar pada 2025. Sementara untuk media online pada tahun ini berkontribusi US$6,4 miliar akan tumbuh menjadi US$11 miliar pada 2025.

Google, Temasek, dan Bain & Company menegaskan bahwa ekonomi digital di Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara sampai 2030 mendatang.

Namun, ada beberapa kondisi ekonomi makro yang akan menjadi tantangan berat bagi Indonesia, salah satunya adalah adanya ancaman perlambatan ekonomi.