Ditopang Inflasi yang Melambat, Nilai Kurs Rupiah Menguat Signifikan pada Akhir Pekan
- Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 2 Desember 2022, nilai kurs rupiah ditutup menguat 137 poin di posisi Rp15.425,5 perdolar Amerika Serikat (AS).
Pasar Modal
JAKARTA - Nilai kurs rupiah menguat secara signifikan pada perdagangan akhir pekan karena ditopang oleh tingkat inflasi yang melambat pada periode November 2022.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 2 Desember 2022, nilai kurs rupiah ditutup menguat 137 poin di posisi Rp15.425,5 perdolar Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan sebelumnya, nilai kurs rupiah ditutup menguat 169 poin di level Rp15.562,5 perdolar AS.
- Pemegang Saham Pra-IPO GoTo Tidak Melanjutkan Rencana Penawaran Sekunder
- Matahari Department Store (LPPF) Luncurkan Gerai Ke-144 di Kalimantan Timur
- Mantap! 183 Investor Malaysia Nyatakan Minat Ikut Bangun Ibu Kota Nusantara
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar merespon positif laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai inflasi yang menginjak posisi 5,42% secara tahunan, yang mana angkanya lebih rendah dibanding November 2022 sebesar 5,71%.
Walaupun data inflasi ini semakin memperkuat alasan pemerintah untuk meyakinkan pasar bahwa perekonomian nasional dalam tren positif, namun Ibrahim tetap mengimbau agar seluruh pihak dapat tetap mewaspadai ancaman risiko global.
"Risiko global yang perlu diwaspadai datang dari faktor geopolitik, penerapan kebijakan nol COVID-19 di Republik Rakyat China yang menyebabkan ekonomi negara itu melambat, serta dampak pengetatan kebijakan moneter di negara maju untuk pengendalian inflasi," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Jumat, 1 Desember 2022.
- Resesi 2023, Arsjad Rasjid: Fundamental Ekonomi Indonesia Masih Kuat
- Cara Edit Foto Pakai Aplikasi FacePlay yang Sedang Ramai di TikTok dan Instagram
- Viral di FYP TikTok, Ini Kisah Anne Boleyn yang Dihukum Mati oleh Raja Inggris
Sementara data inflasi menopang penguatan rupiah, indeks dolar AS sendiri memang tengah melemah di tengah tumbuhnya ekspetasi pasar bahwa bank sentral The Federal Reserve (The Fed) akan melambatkan kenaikan suku bunga.
Kemudian, ketidakpuasan publik terhadap pembatasan COVID-19, ditambah dengan data Purchasing Manager Index (PMI) yang lemah, memicu proyeksi bahwa pemerintah China akan melonggarkan pengetatan aktivitas di negeri Tirai Bambu.
Proyeksi itu pun menumbuhkan kembali selera terhadap aset berisiko sehingga turut berpengaruh pada penguatan rupiah.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan Senin, 5 Desember 2022, nilai kurs rupiah berpotensi menguat di rentang Rp15.400-Rp15.470 perdolar AS.