Dituduh AS Jual Senjata ke Rusia, Mata Uang Afrika Selatan Merosot ke Rekor Terendah
- Mata uang Afrika Selatan, Rand merosot menuju rekor terendah pada Kamis, 11 Mei 2023 waktu setempat.
Dunia
JOHANAEBURG- Mata uang Afrika Selatan, Rand merosot menuju rekor terendah pada Kamis, 11 Mei 2023 waktu setempat. Hal ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) menuduh negara tersebut memasok senjata ke Rusia.
Rand turun sebanyak 2,4% terhadap dolar menjadi 19,3413 per dolar AS. Jumlah ini mewakili penutupan terendah dan peregangan penurunan tahun ini menjadi 11,5%.
Menutip Insider, Jumat, 12 Mei 2023, Duta Besar AS untuk Afrika Selatan, Reuben Brigety mengatakan AS yakin bahwa kapal Rusia yang dikenai sanksi, Lady R berlabug di dekat Cape Town Desember lalu. Setelah mengisi senjata, Ia menuduh kapal tersebut kemudian kembali ke Rusia.
"Mempersenjatai Rusia sangat serius, dan kami menganggap masalah ini belum selesai. kami ingin Afrika Selatan untuk mulai mempraktikkan kebijakan non-blokny," ujar Brigety.
- 5 Fakta Menarik Buku Filosofi Teras
- 4 Filsuf yang Bisa jadi Guru Stoikisme Anda
- Amati dan Cermati, Ini Tanda Anak Anda punya Sifat Perfeksionis
Menanggapi tudingan, Kantor Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menulis lewat akun Twitternya bahwa pihaknya akan menanggapi klaim tersebut pada waktunya.
Pada Januari, pemerintah Afrika Selatan menolak menyetujui penjualan senjata dari Rusia sejak Moskow melancarkan perangnya di Ukraina tahun lalu.
Sebagai catatan, tuduhan tersebut menambah pengawasan terhadap Ramaphosa, yang dipandang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin.
Sebagaimana diketahui, Afrika Selatan dan Rusia berpartisipasi dalam latihan angkatan laut bersama pada bulan Februari. Ramaphosa juga mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke KTT BRICS di Johannesburg musim panas ini.
Selain ketegangan geopolitik, kekurangan pasokan listrik dan pertumbuhan yang lesu di pasar China telah menyebabkan rand berkinerja buruk.
Perlu diketahui, krisis energi di Afrika Selatan telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga mendekati nol. Selain itu, permintaan China yang tidak menentu berdampak pada prospek ekspor Afrika Selatan .