<p>Tambang batu bara PT Arutmin Indonesia, anak usaha PT Bumi Resources Tbk / Bumiresources.com</p>
Industri

Dituduh Bikin Rugi, ESDM Ungkap Keunggulan Hilirisasi Batu Bara

  • JAKARTA– Tak terima jika proyek Dymethil Ether (DME)  batu bara disebut menyebabkan kerugian tahunan sekitar US$377 juta, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan sejumlah keunggulan proyek ini. Singkatnya, DME sebagai produk hilirisasi batu bara dapat mensubstitusi LPG yang saat ini masih dipakai untuk rumah tangga. Jika proyek ini berhasil, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA– Tak terima jika proyek Dymethil Ether (DME)  batu bara disebut menyebabkan kerugian tahunan sekitar US$377 juta, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan sejumlah keunggulan proyek ini.

Singkatnya, DME sebagai produk hilirisasi batu bara dapat mensubstitusi LPG yang saat ini masih dipakai untuk rumah tangga. Jika proyek ini berhasil, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan impor LPG, yang 70% di antaranya masih impor.

“Meski sudah ramai gaungnya, namun belum banyak yang tahu bahwa proyek DME selain memperhitungkan aspek finansial juga akan memberikan nilai tambah yang lebih luas terhadap negara,” kata Dadan Kusdiana, Plt. Kepala Badan Ltbang Kementerian ESDM di Jakarta, Senin, 7 November 2020.

Selain mempertimbangkan kelayakan proyek ini secara ekonomi, Dadang menjelaskan terdapat enam poin dampak ekonomi dari hilirisasi batubara untuk DME. 

Sebelumnya temuan studi terbaru yang dirilis lembaga kajian internasional Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) menyebutkan – Proyek gasifikasi batu bara yang dikembangkan oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk. di Sumatra diperkirakan dapat menyebabkan kerugian hingga Rp5 triliun atau sekitar US$377 juta.

Peneliti dan Analis Keuangan IEEFA Ghee Peh mengingatkan bahwa terkait dengan kontraksi ekonomi akibat krisis COVID-19, maka bukan langkah yang tepat memberikan subsidi kepada proyek energi yang secara ekonomi tidak masuk akal.

Proyek gasifikasi perusahaan dengan kode emiten PTBA tersebut akan memproduksi methanol dan akan dikembangkan untuk memproduksi dimethyl ether (DME). Rencananya, DME digunakan untuk menggantikan LPG yang diimpor Indonesia.

IEEFA memperkirakan bahwa proyek ini dapat menyebabkan kerugian Rp5 triliun atau US$377 juta setiap tahun setelah mengurangi semua biaya operasi dan pembiayaan. Ini dapat menggerus penghematan yang didapatkan dari mengurangi impor LPG hingga Rp266,7 miliar atau US$19 juta.

Sejumlah Keunggulan

Pertama, DME meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan impor LPG. Dengan penggunaan DME, akan menekan impor LPG hingga 1 juta ton LPG per tahun (kapasitas produksi DME 1,4 juta ton per tahun). 

Kedua, menghemat cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun per tahun dan menghemat Neraca Perdagangan hingga Rp5,5 triliun per tahun.

Ketiga, akan menambah investasi asing yang masuk ke Indonesia sekitar Rp30 triliun. Keempat, pemanfaatan sumber daya batu bara kalori rendah sebesar 180 juta ton selama 30 tahun umur pabrik. 

Kelima, adanya multiplier effect berupa manfaat langsung yang didapat pemerintah hingga Rp800 miliar per tahun. Keenam, pemberdayaan industri nasional yang melibatkan tenaga lokal dengan penyerapan jumlah tenaga kerja sekitar 10.570 orang pada tahap konstruksi dan 7.976 orang pada tahapan operasi.

Selain itu, dalam mendukung implementasi substitusi LPG ke DME, Lemigas Balitbang ESDM telah melakukan uji coba terkait kompor DME. Dari hasil uji coba Kementerian ESDM, efisiensi kompor meningkat dari rata-rata 61,9% dengan penggunaan LPG, menjadi 73,4% apabila menggunakan DME.

“Sehingga keperluan DME untuk kebutuhan memasak terjadi penurunan, lebih rendah dibandingkan kebutuhan kalori teoritisnya,” tambah Dadan.

Dalam rangka mendorong kebijakan hilirisasi batu bara, pelaku usaha yang melakukan peningkatan nilai tambah batu bara dapat diberikan pengenaan royalti sebesar 0%. Hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.