Dituntut Serba Digital, Apakah SDM Indonesia Sudah Siap?
- Tentunya untuk mengatasi hambatan tersebut perlu Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap agar tidak mengalami ketertinggalan.
Nasional
JAKARTA - Perkembangan digitalisasi semakin cepat dan menuntut semua orang untuk menguasai teknologi agar tidak tertinggal dengan perkembangan zaman. Hal tersebut semakin ditekan akibat pandemi COVID-19 yang memaksa aktivitas manusia untuk tidak bertemu secara langsung.
Tentunya untuk mengatasi hambatan tersebut perlu Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap agar tidak mengalami ketertinggalan. Namun, apakah SDM Indonesia sudah siap menghadapi tantangan digital ini? Menanggapi hal tersebut, tentu perlu dilihat dahulu bagaimana persentase orang indonesia yang memiliki gawai dan persentase yang menguasai teknologi.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterbitkan pada 6 Maret 2023, persentase individu yang menguasai atau memiliki telepon genggam dan persentase remaja dan dewasa usia 15-59 tahun yang menguasai Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) sebenarnya sudah tinggi.
Pada 2022, hampir seluruh provinsi di Indonesia menunjukkan tingkat kepemilikan telepon genggam di atas 50 persen. Sedangkan untuk tingkat penguasaan teknologi terdapat provinsi yang mencapai 92,36 persen yang diduduki oleh Provinsi DKI Jakarta.
- Kim Jong Un Dorong Peningkatan Produksi Rudal untuk Siaga Perang
- Berkontribusi Bangun IKN, Pemerintah Beri Dukungan Investor Lokal
- JP Industries Rilis Lima Helm Terbaru di GIIAS 2023
Namun untuk menyiapkan SDM dalam menghadapi tantangan digitalisasi, pemerintah tampaknya perlu memberikan perhatian yang ekstra untuk Provinsi Papua. Pasalnya, Papua menjadi provinsi dengan persentase terendah baik untuk tingkat kepemilikan telepon genggam dan tingkat penguasaan teknologi.
Papua menjadi satu-satunya provinsi dengan tingkat penguasaan teknologi di bawah 50 persen selama enam tahun terakhir. Pada 2022, tingkat penguasaan teknologi di Papua hanya mencapai 29,82 persen. Angka itu menurun dari tahun 2021 yang mencatatkan tingkat penguasaan teknologi 30,58 persen. Pada 2020, Papua mencatatkan tingkat penguasaan teknologi mencapai 30,93 persen. Pada 2017 hingga 2019 terjadi tren peningkatan dengan mencatatkan tingkat penguasaan teknologi berturut-turut 21,29 persen, 24,23 persen, dan 26,45 persen. Namun pada 2020 hingga 2022, tren peningkatan itu berubah dan cenderung mengalami penurunan.
Tingkat penguasaan teknologi ini mengalami ketimpangan dengan provinsi terendah kedua yang ditempati oleh Nusa Tenggara Timur (NTT) yang walau berada di provinsi terendah kedua namun mencatatkan tingkat penguasaan teknologi mencapai 57,78 persen.
Sama halnya dengan tingkat kepemilikan telepon genggam, Papua juga menjadi satu-satunya provinsi dengan tingkat kepemilikan di bawah 50 persen. Pada 2022, tercatat tingkat kepemilikan di Papua 35,33 persen saja. Tren tingkat kepemilikan provinsi ini pada 2020 hingga 2022 juga cenderung turun. Pada 2020, tingkat kepemilikan telepon genggam tercatat mencapai 40,44 persen. Namun terus mengalami penurunan dengan pada 2021 mencatatkan persentase sebesar 38,94 persen dan turun lagi pada 2022 menjadi hanya 35,33 persen.
Sama seperti tingkat penguasaan teknologi, tingkat kepemilikan telepon genggam juga mengalami ketimpangan dengan provinsi terendah kedua yang juga ditempati oleh Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mencatatkan sebesar 52,73 persen.
Oleh karena itu, sebenarnya SDM Indonesia mayoritas sudah siap untuk menghadapi tantangan digitalisasi. Hanya saja, pemerintah harus memberikan fokus lebih pada Papua agar SDM di sana tidak mengalami gagap teknologi dan ketimpangan tidak semakin jauh.