<p>Sumber: middleeastmonitor.com</p>
Industri

Diundur, Pertemuan OPEC+ Beri Ruang Lebih untuk Negosiasi

  • JAKARTA – Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/ OPEC) dan sekutunya (OPEC +) mengonfirmasi penundaan pertemuan secara virtual yang semula dijadwal pada 6 April 2020 menjadi 8 hingga 9 April 2020 mendatang. Melansir dari CNBC Internasional, Minggu 5 April 2020, penundaan diakui dapat memberikan lebih banyak waktu untuk bernegosiasi antara para […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/ OPEC) dan sekutunya (OPEC +) mengonfirmasi penundaan pertemuan secara virtual yang semula dijadwal pada 6 April 2020 menjadi 8 hingga 9 April 2020 mendatang.

Melansir dari CNBC Internasional, Minggu 5 April 2020, penundaan diakui dapat memberikan lebih banyak waktu untuk bernegosiasi antara para produsen minyak terkait rencana pengurangan pasokan minyak mentah.

‘Menteri Energi Rusia adalah orang pertama yang menyatakan pada media bahwa semua negara yang berpartisipasi dibebaskan dari komitmen mereka mulai April, yang mengarah pada keputusan untuk meningkatkan produksi yang akan menutup harga lebih rendah dan kerugian,” kata Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman.

Ia secara terang-terangan menolak pernyataan Rusia bahwa Kerajaan Saudi menarik kesepakatan untuk memangkas produksi pada Jumat, 3 April 2020 kepada kantor berita pemerintah Arab Saudi.

Hal ini bermula dari rekomendasi komite penasihat teknis OPEC+ yang menyarankan untuk memangkas produksi minyak tambahan sebanyak 1,5 juta barel per hari pada pertemuan terakhir OPEC+. Sebagai pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi menyetujui rekomendasi tersebut guna menjaga stabilitas harga di pasar.

Namun, Rusia menolak mentah-mentah usulan tersebut dan memicu perang harga antara dua produsen minyak dunia tersebut. Terlebih dengan kebijakan Arab Saudi yang memangkas harga minyak ekspornya sebesar 10%.

Selain itu, Arab Saudi berencana untuk menaikan produksi minyaknya sampai ke kapasitas maksimum di level 12 juta barel per hari dari sebelumnya berada di level 9,7 juta barel per hari. Rencana ini akan dijalankan setelah berakhirnya kesepakatan pemangkasan produksi pada kuartal I.

Diskon besar-besaran harga minyak lantaran anjloknya permintaan minyak akibat pandemi COVID-19. Pantauan terakhir pada Jumat lalu, harga minya Brent untuk pasokan Eropa dan Asia bertahan di level US$ 34,11 per barel, sedangkan harga minyak WTI naik sebanyak 14% menjadi US$ 29 per barel.