<p>Tambang emas Martabe milik PT Agincourt Resources, anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR) dari Grup Astra / Agincourtresources.com</p>
Korporasi

Diversifikasi Bidang Usaha Industri, United Tractors Lakukan Transaksi Afiliasi

  • Emiten alat berat dan pertambangan Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR), telah melakukan transaksi afiliasi untuk mempersiapkan upaya diversifikasi UNTR ke kegiatan usaha industri.
Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Emiten alat berat dan pertambangan Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR), telah melakukan transaksi afiliasi untuk mempersiapkan upaya diversifikasi UNTR ke kegiatan usaha industri.

UNTR telah menyetujui untuk menjual seluruh kepemilikan saham PT Universal Tekno Industri (UTI) oleh PT Universal Tekno Reksajaya (UTR) kepada PT United Tractors Pandu Engineering (UTPE). Semua pihak yang terlibat ini adalah anak usaha UNTR yang dimiliki langsung maupun tidak langsung.

“Setelah melakukan transaksi, maka kepemilikan saham UTPE pada UTI adalah sebanyak 9.999 lembar saham atau senilai Rp12.498.750.000 (Rp12,5 miliar),” ujar Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis dalam keterbukaan informasi, Selasa, 28 September 2021.

Sara menjelaskan tujuan transaksi ini adalah untuk reorganisasi grup perseroan, khususnya untuk portofolio bisnis yang bergerak di bidang industri.

“Pasca transaksi, UTI berada di bawah koordinasi UTPE, yaitu entitas usaha industri yang berkembang dan dipersiapkan sebagai upaya diversifikasi usaha perseroan untuk menjelaskan kegiatan usaha industri,” katanya.

Melihat situs resminya, Universal Tekno Industri atau UTI bergelut di bidang usaha alat berat pertambangan dan konstruksi. UTI merupakan distributor resmi dari alat berat bermerek dagang PowerScreen, MB, Terex MPS, Marini, dan Simem.

Hingga Juli 2021, United Tractors ikut kecipratan berkah dari kembali menggeliatnya aktivitas pertambangan. Penjualan alat berat United Tractors bahkan tercatat meningkat 67% menjadi 1.564 unit hingga Juli 2021.

Dari penjualan 1.564 unit tersebut, 47% atau 735 unit dijual untuk aktivitas pertambangan. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, UNTR hanya berhasil menjual 338 unit untuk aktivitas pertambangan atau 36% dari total 938 unit yang terjual.

Meski permintaan meningkat, UNTR sendiri kewalahan dalam memenuhi permintaan tersebut. Ini karena tersendatnya suplai alat berat akibat produksi yang terganggu selama pandemi COVID-19. Masalah suplai ini bahkan masih terjadi hingga akhir Juli 2021.

Untuk mengatasi ini, UNTR memberikan dua solusi untuk para pelanggannya yang harus menunggu datangnya alat berat tersebut lebih lama.

Pertama, UNTR membantu memperpanjang masa kerja alat berat yang sudah dimiliki pelanggan dengan cara memperbaiki alat tersebut lewat tim product support. Ini agar aktivitas operasi pelanggan tidak terganggu ketika menunggu alat baru sampai.

Kedua, tim product support UNTR juga akan membantu untuk ketersediaan komponen jika pelanggan sudah tiba waktunya untuk melakukan overhaul atau remanufacturing