Pejalan kaki melintas depan logo BRI di Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia Jl Jend Sudirman Jakarta Pusat. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Perbankan

Dividen BRI Tembus Rp48,1 Triliun, 80 Persen dari Laba 2023

  • BRI memutuskan pembagian dividen sebesar 80% dari laba bersih konsolidasian tahun 2023 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan nilai sebesar Rp48,1 triliun atau Rp113 perlembar saham.
Perbankan
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI/BBRI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023 di Jakarta, Jumat, 1 Maret 2023. Melalui RUPST tersebut, BRI memutuskan pembagian dividen sebesar 80% dari laba bersih konsolidasian tahun 2023 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan nilai sebesar Rp48,1 triliun atau Rp113 perlembar saham.

Jumlah tersebut termasuk dengan dividen interim yang sudah dibagikan 18 januari 2024 sebesara Rp12,66 triliun atau setara Rp84 perlembar saham. Dengan demikian sisa jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan sekurang-kurangnya Rp34,43 triliun.

Dari total dividen yang dibagikan, sebesar Rp6,77 triliun untuk negara dan Rp5,89 triliun untuk publik telah dibagikan sebagai dividen interim. Sisa dividen tunai yang akan dibayarkan nantinya akan berjumlah sekitar Rp18,94 triliun untuk negara dan Rp16,49 triliun untuk publik. 

Pada tahun buku sebelumnya, BRI membagikan dividen dengan rasio 85% dari laba bersih sebesar Rp43,94 triliun. Dengan demikian, angka dividen BRI untuk tahun buku 2023 mengalami kenaikan 9,4% dibanding tahun sebelumnya. 

Sebelumnya, pada paparan publik menjelang akhir tahun lalu, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa pihaknya menargetkan pembagian dividen pada tahun buku 2023 sebesar minimal 70% dari laba bersih yang diproyeksikan mencapai Rp55 triliun. Dengan demikian BRI akan membagikan dividen paling sedikit senilai Rp38,5 triliun.

Sunarso menegaskan keputusan ini didasarkan pada rasio kecukupan modal (capital adequzcy ratio/CAR) BRI yang mencapai 27,47%, serta komitmen untuk membagi dividen selama 5 tahun ke depan.

Sunarso menjelaskan bahwa pada tahun sebelumnya, laba BRI sebesar Rp51,4 triliun, yang kemudian dibagi sebagai dividen sebesar 85%. 

Dari jumlah tersebut, Rp43 triliun diberikan sebagai dividen dengan Rp23 triliun dibayarkan ke negara, termasuk Rp12 triliun sebagai pajak, dan Rp20 triliun diberikan kepada pemegang saham publik untuk kinerja tahun 2022.

Dengan proyeksi laba BRI yang naik menjadi Rp55 triliun untuk tahun 2023, Sunarso menegaskan komitmen perseroan untuk membagi dividen minimal 70%.

"Mudah-mudahan laba kita mencapai Rp55 triliun dan minimal 70% dari laba bersih kita bagikan sebagai dividen,” ujar Sunarso dalam paparan publik yang ditayangkan secara virtual pada  30 November 2023 lalu. 

Rupanya, laba bersih yang dicetak oleh BRI pada tahun 2023 berhasil melampaui proyeksi Perseroan, yang mana pada tahun tersebut, bank berpelat merah ini mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp60,43 triliun sepanjang tahun 2023. 

Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 17,55% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp51,41 triliun.

Laba bersih bank only BRI sendiri mencapai Rp53,15 triliun, mengalami kenaikan sebesar 11,12% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari angka sebelumnya yang mencapai Rp47,83 triliun. 

Pertumbuhan laba BRI ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 8,5% yoy.

Pendapatan bunga bersih mencapai Rp135,18 triliun pada akhir Desember 2023, mengalami kenaikan signifikan dari periode sebelumnya yang mencapai Rp124,6 triliun pada tahun 2022. 

Selain itu, pendapatan berbasis komisi atau fee-based income juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,34% yoy, mencapai Rp20,74 triliun sepanjang tahun 2023. 

Jumlah ini merupakan lonjakan dari Rp18,79 triliun yang dicapai pada periode yang sama tahun sebelumnya.

BRI juga berhasil meraih pendapatan lain yang naik 16,48%, mencapai Rp28,94 triliun sepanjang tahun 2023, dibandingkan dengan Rp24,84 triliun pada tahun sebelumnya. 

Rasio pinjaman terhadap simpanan (loan deposit ratio/LDR) BRI mencapai 84,2% sepanjang tahun 2023. Sementara itu, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BRI juga mengalami kenaikan sebanyak empat basis poin (bps) menjadi 6,84%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 6,8%.

Dari sisi intermediasi, BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.197,75 triliun, dengan pinjaman syariah sebesar Rp13,67 triliun dan piutang pembiayaan sebesar Rp55 triliun sepanjang tahun 2023. 

Hal ini menyebabkan total kredit dan pembiayaan BRI meningkat sebesar 11,18% yoy, mencapai Rp1.266,43 triliun.

Aset bank pelat merah ini juga mengalami kenaikan sebesar 5,33% yoy, mencapai Rp1.965 triliun, menandakan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan. 

Sejalan dengan penyaluran kredit, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BRI berada di level 3,12%, sementara NPL nett BRI tercatat sebesar 0,76% sepanjang tahun 2023. 

Dari segi pendanaan, BRI berhasil meraih dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.358,33 triliun sepanjang tahun 2023, mengalami kenaikan sebesar 3,86% yoy. 

Dana murah atau current account savings account (CASA) BRI mencapai Rp874,07 triliun sepanjang tahun 2023, atau sekitar 64,35% dari total DPK.