DNA COVID-19 Ditemukan Pada Rakun, Inikah Penyebab Pandemi?
- Pada penemuan virus pertama di manusia, peneliti menemukan bahwa DNA virus tersebut bercampur dengan DNA rakun
Dunia
WUHAN - Sebuah data genetik yang baru dirilis dari Wuhan, China memberi pencerahan mengenai informasi pesebaran virus COVID-19. Pada penemuan virus pertama di manusia, peneliti menemukan bahwa DNA virus tersebut bercampur dengan DNA rakun.
Mengutip Insider Senin, 20 Maret 2023, data yang diambil pada akhir 2019 , yakni ketika kasus COVID-19 pertama mulai muncul menunjukkan bahwa beberapa sampel positif COVID-19 dikumpulkan dari sebuah kios yang diketahui terlibat dalam perdagangan satwa liar juga mengandung gen anjing rakun.
Ilmuwan mengatakan, hasil ni menunjukkan bahwa virus tersebut mungkin telah menginfeksi hewan. Namun sayangnya data tersebut belum ditinjau secara resmi atau dipublikasikan dalam jurnal Peer-review.
Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan data tersebut tidak memberikan jawaban pasti tentang bagaimana pandemi dimula. Walau begitu, ia menambahkan bahwa setiap data penting untuk membawa kita lebih dekat ke jawaban itu.
- Bertambah 16 Lagi, BI Fast Kini Diikuti 120 Peserta
- BI: Peredaran Uang Palsu Terus Menurun, Sekarang 5 Banding 1 Juta
- Bea Cukai Ungkap Jalur Impor Baju Bekas Senilai Rp24,2 Miliar ke Indonesia
- Hanya Berlangsung 38 Menit, Inilah Perang Terpendek di Dunia
Lebih jelasnya, pakar kesehatan internasional mengatakan bahwa temuan ini menambah kepercayaan pada teori bahwa virus COVID-19 berasal dari hewan, bukan dari kebocoran laboratorium.
Untuk diketahui, Pasar Grosir Makanan Laut Huanan Wuhan adalah tempat yang menawarkan berbagai makanan dan hewan liar untuk dijual. Tempat ini telah dicurigai sebagai sebagai sumber asli COVID-19.
Menurut ahli teori yang berspesialisasi dalam biologi evolusioner dan bekerja di badan Penelitian Prancis (CNRS), Tim peneliti China mengumpulkan sampel lingkungan dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan Wuhan.
Hal serupa dikatan oleh kepada Kristian Andersen, seorang ahli biologi evolusioner dari Scripps Research. Setelah melakukan analisa data, Ia mengatakan bahwa asl muasal COVID-19 menunjukkan e arah pasar.
Mendukung pendapat tersebut, Angela Rasmussen, seorang ahli virologi yang terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa ini adalah indikasi yang sangat kuat bahwa hewan di pasar telah terinfeksi.
Data yang Dihapus
Perlu diketahui, data ini rupanya bukanlah hal baru. Meski begitu, penemuan genetik baru-baru ini diunggah ke database GISAID dunia oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China diketahui telah dihapus.
Namun, beberapa ilmuwan yang sedang online sempat mengunduh dan mulai menganalisis data. Tedros mengecam China karena tidak membagikan data sebelumnya. Menurutnya, data ini seharusnya sudah dan seharusnya dibagikan tiga tahun lalu.
"Kami terus mengimbau China untuk transparan dalam berbagi data dan melakukan penyelidikan yang diperlukan serta membagikan hasilnya. Memahami bagaimana pandemi dimulai tetap merupakan keharusan moral dan ilmiah," tambah Tedros .
Sejak ematian pertama akibat kasus COVID-19 yang tercatat di Wuhan, China, pada 11 Januari 2020 lalu, WHO mengatakan bahwa virus tersebut telah membunuh 6.873.477 orang di seluruh dunia.