<p>Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika dan Rupiah di salah satu teller bank, di Jakarta, Rabu, 3 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Dolar AS Terus Menguat Jelang Pertemuan The Fed, Rupiah Masih Berpotensi Melemah

  • Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah kemungkinan ditutup melemah di rentang Rp15.610 - Rp15.660 perdolar AS.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Nilai kurs rupiah masih berpotensi melemah seiring dengan dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat menjelang pertemuan bank sentral The Federal Reserve (The Fed) pekan ini.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Rabu, 26 Oktober 2022, nilai kurs rupiah dibuka menguat 24 poin di posisi Rp15.598 perdolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, yakni Selasa, 25 Oktober 2022, nilai kurs rupiah ditutup melemah di level Rp15.622 perdolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, safe haven dolar AS menguat di tengah tanda-tanda kenaikan suku bunga The Fed.

"Dolar melemah sebelumnya setelah rilis IMP Komposit Global S&P Oktober menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi untuk bulan keempat berturut-turut, sebuah indikasi bahwa pengetatan moneter agresif Fed memiliki dampak yang signifikan," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Rabu, 26 Oktober 2022.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah kemungkinan ditutup melemah di rentang Rp15.610 - Rp15.660 perdolar AS.

Sementara itu, di dalam negeri para pelaku pasar terus memantau perkembangan realisasi belanja negara.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa sampai dengan akhir September 2022, realisasi belanja negara mencapai Rp1,9 kuadriliun atau baru terserap 61,6% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 yang jumlahnya sebesar Rp3,1 kuadriliun.

Adapun belanja negara tersebut terdiri dari beberapa komponen belanja, di antaranya belanja kementerian/lembaga (K/L) yang realisasinya telah mencapai Rp674,5 triliun atau terserap 71,3% dari target APBN.

Belanja ini dimanfaatkan untnuk penyaluran berbagai bantuan sosial dan program pemulihan ekonomi nasional kepada masyarakat, pengadaan peralatan atau mesin, jalan, jaringan, irigasi, belanja pegawai, termasuk tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 serta kegiatan operasional K/L.

Kemudian, belanja non-K/L realisasinya pada akhir September 2022 mencapai Rp686,6 triliun atau baru terserap 50,7% dari target APBN.

Belanja ini disalurkan untuk penyaluran subsidi, kompensasi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, serta pembayaran pensiun dan jaminan kesehatan aparatur sipil negara (ASN).

Selanjunya, transfer ke daerah realisasinya mencapai Rp552,6 triliun atau baru terserap 68,7% dari target APBN sementara pembiayaan investasi terealisasi sebesar Rp60 triliun.