<p>Keysha (8) berpose sebelum mengikuti pelajaran secara online di gerai ayam krispy tempat ibunya bekerja, di Jalan Bukit Duri Tanjakan, Gang Langgar, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Juli 2020. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Firman (32) dan Okta (31) tampak tekun mengikuti pelajaran berbasis online di masa kernormalan baru saat ini. Keluarga yang terdampak secara ekonomi akibat  ayahnya yang dirumahkan dari pekerjaan, membuat ibunya harus turun tangan dengan bekerja di gerai ayam krispy milik tetangga mereka. Belum lagi sistem sekolah online yang memaksa orang tua Keysha harus menyisihkan penghasilan untuk membeli pulsa Rp 25000 per minggu agar anak mereka dapat terus belajar. Ditengah himpitan ekonomi, Keysha yang bercita-cita menjadi seorang dokter ini terus memupuk semangatnya untuk belajar agar bisa membanggakan keluarga, sembari berdoa agar ayahnya kembali mendapatkan pekerjaan dan badai corona segera berakhir. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Dongkrak Pendidikan Nasional, Sri Mulyani Kucurkan Anggaran hingga Rp550 Triliun

  • Pemerintah terus memberikan dukungan dana dalam mendongkrak sektor pendidikan nasional. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan upaya pemerintah dalam meningkatkan pendidikan dan penelitian nampak dari kenaikkan anggaran belanja pendidikan hingga 164%.

Nasional
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Pemerintah terus memberikan dukungan dana dalam mendongkrak sektor pendidikan nasional.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan upaya pemerintah dalam meningkatkan pendidikan dan penelitian tampak dari kenaikkan anggaran belanja pendidikan hingga 164%.

Anggaran belanja pendidikan Indonesia melesat dari Rp208 triliun pada 2009 menjadi Rp550 triliun pada 2021. Selain itu, dana abadi yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah menyentuh Rp70,1 triliun.

“Bahkan sejak 2009, LPDP sudah mengakumulasikan dana abadi sebesar Rp70,1 triliun, ini dimulai dengan awalnya dana abadi hanya Rp1 triliun, jadi kenaikan yang luar biasa,” ungkap Sri Mulyani dalam Perluasan Program LPDP, Kamis 22 April 2021.

Bendahara Negara merinci, dana tersebut terdiri dari dana abadi pendidikan sebesar Rp61,1 triliun, dana abadi penelitian sebesar Rp4,99 triliun, dana abadi perguruan tinggi mencapai Rp3 triliun, dan dana abadi kebudayaan sebesar Rp1 triliun.

Untuk diketahui, menurut amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, dana pendidikan harus mencapai minimal 20% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Sejak tahun 2009 terjadi Amandemen, disebutkan belanja pendidikan kita harus 20% dari belanja negara dan saat ini sudah meningkat luar biasa,” kata Sri Mulyani.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan sektor pendidikan harus bergerak lebih cepat untuk menyaingi pesatnya persaingan global.

“Kita harus berlari dan mengejar perkembangan dunia yang sangat cepat. Ini yang harus dikejar Indonesia dengan sektor pendidikannya,” kata Nadiem dalam kesempatan yang sama.

Nadiem mengatakan, sektor pendidikan yang bergerak cepat menjadikan Indonesia dapat lebih siap dalam menghadapi industri 4.0 yang terkenal dengan high tech manufacture

Dalam hal ini, Nadiem juga ingin ekosistem riset Indonesia juga ikut berkembang seiring upaya perluasan kesempatan pendidikan di Indonesia. Hal ini, kata Nadiem, menjadi kunci dari terlahirnya inovasi berbasis teknologi yang dapat menambah daya saing Indonesia di mata dunia.

Masih Minim Dukungan

Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai, ekosistem Research and Development (R&D) Indonesia yang masih minim dukungan.

Untuk diketahui, proporsi dana R&D di Indonesia masih sebesar 0,24% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Minimnya dana R&D, sambung Huda, menjadi penyebab dari rendahnya ekspor manufaktur high tech Indonesia.

Menurut data Bank Dunia pada 2021, ekspor manufaktur high tech di Indonesia baru mencapai 8,50% dari keseluruhan ekspor manufaktur. Lagi-lagi, Indonesia tertinggal dari Malaysia, Vietnam, serta Thailand yang ekspor high tech nya sudah menyentuh angka 51,85%, 40,44%, dan 23,61%. (RCS)