IMG-20230828-WA0014.jpg
Energi

Dorong EBT, Indonesia Kembangankan Hidrogen Hijau

  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, Indonesia memiliki modal kuat untuk pengembangan hidrogen hijau. Maka pemerintah menggenjot potensi tersebut.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, Indonesia memiliki modal kuat untuk pengembangan hidrogen hijau. Maka pemerintah menggenjot potensi tersebut.  

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, untuk mengembangkan potensi hidrogen, Indonesia melalui PT PLN (Persero) dan PT Pupuk Iskandar Muda, bersama Augustus Global Investment (AGI) menyepakati Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU).

"Hidrogen hijau akan memainkan peran penting dalam dekarbonisasi sektor transportasi yang akan dimulai pada tahun 2031, dan sektor industri dimulai pada tahun 2041," ujar Dadan di Kementerian ESDM pada Senin, 28 Agustus 2023

Hal ini terkait investasi produksi hidrogen hijau di Indonesia. Nota kesepahaman tersebut mengenai lokasi dan penyediaan listrik untuk produksi hidrogen ramah lingkungan. Dalam hal ini pemerintah telah mempertimbangkan kontribusi hidrogen dalam transisi energi di Indonesia.

Dadan mengatakan hidrogen telah dimanfaatkan di Indonesia dalam sektor industri, terutama sebagai bahan baku pupuk. Konsumsi hidrogen di Indonesia saat ini berkisar 1,75 juta ton per tahun, dengan pemanfaatan didominasi untuk urea sebesar 88%, amonia sebanyak 4% dan kilang minyak sebanyak 2%.

Kementerian ESDM mengungkapkan, dengan adanya potensi sumber daya energi terbarukan yang melimpa, dan posisi Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada pada jalur perdagangan internasional yang berpotensi menjadi hub hidrogen global.

Menurut Dadan dengan adanya nota kesepahaman ini, merupakan kelanjutan dari dokumen strategi hidrogen nasional, di mana pihaknya juga sedang menyusun dokumen peta jalan nasional hidrogen dan amonia yang berisi rencana penerapan hidrogen di Indonesia hingga tahun 2060.

Harapannya agar kolaborasi ini dapat memperkuat dan meningkatkan upaya pencapaian ketahanan energi dan mempercepat transisi energi.

Bangun Production Plant Green Hydrogen

Augustus Global Investment (AGI) berencana untuk membangun Production Plant Green Hydrogen berkapasitas produksi 35.000 ton per tahun di Indonesia dan membutuhkan lahan 50 ha. 

Biaya investasi pembangunan infrastruktur produksi green hydrogen diperkirakan sebesar US$400 – 700 juta, tergantung dari bentuk akhir green hydrogen yang akan ditransportasikan (compressed hydrogen, liquid hydrogen, ammonia, atau bentuk lain).

Selain itu ada dua MoU terkait investasi produksi hidrogen hijau di Indonesia MoU pertama adalah antara Augustus Global Investment, PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Pupuk Iskandar Muda untuk mengamankan lahan untuk proyek produksi hidrogen hijau. MoU kedua adalah antara Augustus Global Investasi dan PT PLN (Persero) untuk mengamankan pasokan energi ramah lingkungan.

Proyek tersebut akan berlokasi di SEZ Arun Lhokseumawe, Aceh, Indonesia. Lokasi tersebut dipilih karena letaknya yang strategis, mengandung sumber energi terbarukan yang melimpah, dan dukungan kuat dari Pemerintah Indonesia.