<p>Karyawan melayani nasabah di gerai BCA Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Oktober 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Dorong Pemulihan Ekonomi, BCA Tahan Kenaikan Suku Bunga Kredit

  • Tjahja menegaskan bahwa pihaknya belum menginisiasi kenaikan dalam rangka mendorong suku bunga yang kompetitif di pasar.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA/BCA) memutuskan untuk menahan kenaikan suku bunga kredit dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur BCA Tjahja Setiaatmadja pada paparan kinerja kuartal I-2023 yang diselenggarakan secara virtual, Kamis, 27 April 2023.

Tjahja menegaskan bahwa pihaknya belum menginisiasi kenaikan dalam rangka mendorong suku bunga yang kompetitif di pasar.

Selain menahan kenaikan suku bunga kredit, BCA juga memutuskan untuk memperpanjang program BCA Expoversary karena melihat minat kredit konsumer yang membaik.

"Atas dasar tersebut, kami memperpanjang jadwal penutupan Expoversary selama sebulan lebih menjadi 30 April 2023 sehingga masyarakat mempunyai kesempatan yang lebih lama untuk menikmati promo suku bunga spesial kredit pemilikan rumah (KPR) hingga kredit kendaraan bermotor (KKB)," ujar Tjahja.

Pada kesempatan yang sama, BCA pun memaparkan pencapaian kinerja keuangan perseroan selama kuartal I-2023.

Pada tiga bulan pertama di tahun ini, BCA mencetak laba bersih  Rp11,5 triliun pada kuartal I-2023 dengan kenaikan 43% secara year-on-year (yoy). Laba bersih BCA terdorong salah satunya oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 28% ke angka Rp18,5 triliun sementara pendapatan nonbunga pun meningkat 5,6% yoy ke angka Rp6,3 triliun yang ditopang oleh kenaikan pendapatan komisi 6,9% yoy.

Total pendapatan operasional yang dibukukan oleh BCA pada tiga bulan pertama tahun ini sebesar Rp24,8 triliun dengan kenaikan 21,5% yoy.

Sementara itu, total penyaluran kredit BCA bertumbuh 12% yoy ke angka Rp713,8 triliun, didukung kredit korporasi yang naik 11,7% yoy menjadi Rp320,5 triliun serta kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang meningkat 11,8% yoy menjadi Rp211,1 triliun.

Kemudian, kredit pemilikan rumah (KPR) tercatat tumbuh 11,6% yoy menjadi Rp109,6 triliun, sedangkan kredit kendaraan bermotor (KKB) naik 15,2% yoy menjadi Rp47,9 triliun.

Saldo outstanding kartu kredit pun tumbuh 16,2% yoy menjadi Rp14 triliun dan mendorong total portofolio kredit konsumer untuk naik 12,7% yoy menjadi Rp174,5 triliun.

Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 11,9% yoy menjadi Rp180,8 triliun dan berkontribusi 25% terhadap total portofolio pembiayaan.

Rasio loan at risk (LAR) BCA turun ke posisi 9,5% dari 13,8% pada periode yang sama tahun sebelumnya, sedangkan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) tercatat sebesar 1,8%, membaik dari 2,3% pada kuartal I-2022.