Dorong Transisi Energi, PGN Fokus Gasifikasi Kilang Pertamina
- PGN akan melakukan gasifikasi di kilang-kilang Pertamina.
Nasional
JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) akan melakukan peningkatan lifting migas, dengan dukungan alih kelola Blok Rokan melalui pembangunan pipa minyak dan gasifikasi kilang-kilang Pertamina. Hal ini untuk mendukung efisiensi kilang di antaranya Senipah - Balikpapan yang targetnya akan mulai beroperasi pada kuartal III-2023.PGN
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengungkapkan perseroan juga akan melakukan pengembangan LNG dan CNG retail di wilayah yang belum memiliki jaringan pipa gas, serta jargas rumah tangga untuk mengurangi impor LPG. Bahkan, perseroan berupaya untuk perluasan wilayah bisnis ke skala internasional melalui kegiatan LNG trading.
“Rencana strategis PGN ke depan, bertujuan untuk menciptakan nilai tambah berkelanjutan dan meningkatan utilisasi gas sebagai energi transisi menuju net zero emission,” kata Rachmat di Jakarta dilansir Rabu, 31 Mei 2023.
- Alarm Palsu di Seoul Meraung, Korea Utara Gagal Luncurkan Satelit Mata-Mata Pertamanya
- Gandeng Vesta, Mastercard Perkuat Keamanan Transaksi Merchant E-Commerce
- Elon Musk Pusing, Valuasi Twitter Susut Dua Pertiga dari Harga Beli
Untuk mendukung pengoperasian Blok Rokan pascaalih kelola, PGN melalui anak perusahaannya yaitu Pertagas telah membangun jaringan pipa transmisi minyak sepanjang 367 km dari Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai (WK Rokan PSC). Pengaliran minyak bumi telah dialirkan pada kuartal 4, 2022.
Rachmat melanjutkan, pada proyek jargas, PGN terus menjalankan pengembangan dengan menyusun Road Map pembangunan jargas yang dapat membantu mengurangi subsidi dan Import LPG sampai dengan 57,5 juta tabung LPG di tahun 2026.
Sebelumnya, PGN selaku Subholding Gas Pertamina membagikan dividen dengan rasio 70% atau sebesar US$228,3 juta, setara dengan Rp3,4 triliun (kurs Rp14.986 per dolar AS) dari laba bersih tahun buku 2022.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN Fadjar Harianto Widodo mengungkapkan, nilai dividen itu setara dengan 70% dari laba bersih perseroan pada tahun buku 2022 sebesar US$326,2 juta atau setara dengan Rp4,8 triliun, sekira Rp141 per lembar saham.
“Dengan pembagian dividen 70% atau lebih tinggi ini tetap memberikan ruang untuk pengembangan investasi dan kebutuhan kerja,” ujar Fadjar dalam konferensi pers yang yang digelar di Jakarta, Selasa, 30 Mei 2023.