DPK dan Kredit Tumbuh Double Digit, Laba Bersih BCA Syariah Naik 30 Persen
- Yuli Melati Suryaningrum, Presiden Direktur BCA Syariah, mengumumkan bahwa laba bersih perusahaan mencapai Rp153,8 miliar pada akhir tahun 2023, mencatat kenaikan sebesar 30,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Perbankan
JAKARTA - PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) mencatat kenaikan laba bersih 30,8% seiring dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit yang tumbuh double digit pada tahun 2023.
Yuli Melati Suryaningrum, Presiden Direktur BCA Syariah, mengumumkan bahwa laba bersih perusahaan mencapai Rp153,8 miliar pada akhir tahun 2023, mencatat kenaikan sebesar 30,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pencapaian ini didukung oleh penyaluran pembiayaan yang dikelola dengan prinsip kehati-hatian, menjaga kualitas pembiayaan, akuisisi nasabah Current Account Saving Account (CASA), serta manajemen aset dan liabilitas yang seimbang.
- Beda Suara Kelanjutan Kebijakan HGBT Kemenperin Dan ESDM
- Usung Konsep Unik, Canadian 2 for 1 Pizza Siap Masuk Pasar Indonesia
- Potensi Belanja Pemerintah 2024 Capai Rp1.200 Triliun
Pertumbuhan laba tersebut turut dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk akselerasi penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp9,0 triliun dengan pertumbuhan 18,8% year-on-year (yoy).
“Di 2023, total aset BCA Syariah mencapai Rp14,5 triliun meningkat 14,2% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan aset ini didukung dengan penghimpunan DPK yang mencapai Rp10,9 triliun tumbuh 15,5% yoy dan penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp9,0 triliun, tumbuh 18,8% yoy,” papar Yuli melalui keterangan yang diterima TrenAsia, Selasa, 5 Maret 2024.
Pranata, Direktur BCA Syariah, menyampaikan bahwa strategi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang solid dan berkelanjutan melibatkan percepatan pertumbuhan jumlah nasabah, terutama pada dana murah alias CASA.
BCA Syariah telah mengakselerasi adopsi teknologi pada produk dan layanan yang dimilikinya, termasuk melalui fitur baru, Pembukaan Rekening Online melalui BCA Syariah Mobile. Peningkatan signifikan jumlah nasabah hingga 170,1% menjadi bukti kesuksesan inisiatif tersebut.
Dalam rangka menjaga keseimbangan antara aset dan liabilitas, BCA Syariah mencapai komposisi CASA sebesar 38,1% dari total DPK mencapai Rp4,2 triliun.
Efisiensi operasional Bank juga terlihat dari indikator BOPO yang mencapai 78,6%, menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya.
Rasio keuangan lainnya, seperti Return on Asset (ROA) dan Return of Equity (ROE), menunjukkan pertumbuhan masing-masing sebesar 1,5% dan 5,2%.
Pada sektor pembiayaan, BCA Syariah mencatat rasio penyaluran dana (Financing to Deposit Ratio/ FDR) sebesar 82,3%. Pembiayaan komersial menjadi segmen terbesar dengan kontribusi sebesar 70,7% dari total pembiayaan senilai Rp6,3 triliun. Pembiayaan konsumer mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 95,3% yoy, mencapai Rp821 miliar.
BCA Syariah juga aktif dalam penyaluran pembiayaan sektor UMKM, mencapai 20,2% dari total pembiayaan atau sebesar Rp1,8 triliun, tumbuh 5,0% secara tahunan. Non Performing Financing (NPF) gross dan nett masing-masing tercatat sebesar 1,04% dan 0,00%.
Yuli Melati Suryaningrum menekankan bahwa BCA Syariah bukan hanya berfokus pada pertumbuhan finansial semata, tetapi juga mengedepankan prinsip keberlanjutan.
Pada tahun 2023, perusahaan telah menyusun kebijakan dan roadmap keuangan berkelanjutan sebagai panduan implementasi keuangan berkelanjutan yang terarah.
- Rekomendasi Saham Hari Ini, Pantau NCKL hingga JSMR
- Banjir Cuan, Emiten Ini Bagi Dividen Maret 2024
- Profil Adrian Gunadi, Mantan CEO Investree yang Diduga Terlibat Fraud
Sebesar 30,1% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh BCA Syariah pada tahun tersebut merupakan pembiayaan pada sektor berkelanjutan.
Hingga Desember 2023, pembiayaan berkelanjutan di BCA Syariah mencapai Rp2,7 triliun. Pembiayaan tersebut terdiri dari 6 sektor Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB), termasuk efisiensi energi, pembiayaan eco-efficient, pengelolaan sumber daya hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, pencegahan dan pengendalian polusi, pengelolaan air dan air limbah berkelanjutan, dan sektor transportasi ramah lingkungan.
“Kami akan tetap fokus untuk meningkatkan jumlah nasabah baik pembiayaan maupun dana melalui penguatan infrastruktur information technology (IT), peningkatan fitur layanan, dan memperkuat sinergi dengan para stakeholder," ungkap Yuli.