Drone Serang Kremlin, Rusia Tuduh Ukraina Hendak Bunuh Putin
- Rusia menuduh Ukraina melakukan serangan drone di Kremlin dengan tujuan membunuh Presiden Vladimir Putin. Tuduhan paling dramatis yang dilontarkan Moskow terhadap Kyiv sejak perangnya terhadap tetangganya dimulai 14 bulan lalu.
Dunia
MOSKOW- Rusia menuduh Ukraina melakukan serangan drone di Kremlin dengan tujuan membunuh Presiden Vladimir Putin. Tuduhan paling dramatis yang dilontarkan Moskow terhadap Kyiv sejak perangnya terhadap tetangganya dimulai 14 bulan lalu.
Tuduhan itu dilontarkan Rabu 3 Mei 2023 oleh pemerintah Rusia dan dilaporkan oleh beberapa kantor berita milik negara.
Pejabat Rusia mengatakan Putin tidak berada di gedung pada serangan terjadi dan tidak ada kerusakan material di Kremlin. Dia juga mengingatkan RUsia memiliki hak untuk membalas. “Ada kemungkinan Rusia dapat memerintahkan pasukannya di Ukraina untuk menyerang kantor kepresidenan di Kyiv.”
Kantor Berita Ria melaporkan Kremlin telah menilai tindakan ini sebagai tindakan teroris yang direncanakan. Dan sebagai upaya pembunuhan terhadap presiden pada malam Parade Hari Kemenangan 9 Mei. Media itu menambahkan Putin tidak mengubah jadwalnya dan tetap bekerja di Kediaman Novo Ogaryovo di luar Moskow.
Sejumlah video beredar menunjukkan momen serangan drone di Kremlin pada malam hari. Dalam rekaman terlihat sebuah perangkat tampak mendekati atap kubah gedung. Setelah itu terlihat ada semacam ledakan kecil.
- Inflasi Indeks Harga Konsumen RI Melambat, Ekonom: Tak Perlu Pengetatan Moneter Agresif
- Siap-Siap, Bulog Mulai Lakukan Pendistribusian Bantuan Pangan Beras Tahap 2
- Laba Bersih PGN (PGAS) Susut 27 Persen pada Kuartal I-2023, Ini Penyebabnya
Pejabat senior kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak kepada kantor berita Reuters mengatakan Kyiv tidak ada hubungannya dengan dugaan insiden tersebut. Dalam sebuah tweet, dia menuduh Rusia sedang melakukan bendera palsu. “Rusia jelas sedang mempersiapkan serangan skala besar,” katanya.
Pavel Felgenhauer, seorang analis pertahanan Rusia yang menjabat sebagai petugas peneliti senior di Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet kepada Al Jazeera mengatakan sulit untuk mengatakan jenis drone apa yang digunakan. Dan dia juga yakin pada malam hari Putin tidak berada di Kremlin. Dia pergi ke sana selama jam kerja dan tidak tinggal di sana.
Sementara Anton Gerashchenko, penasihat menteri dalam negeri Ukraina mengatakan pendukung Rusia kemungkinan besar berada di balik dugaan serangan itu. Menurutnya ada informasi drone di Kremlin diluncurkan oleh partisan Rusia dari wilayah Moskow.
Kremlin tidak memberikan bukti apa pun dari insiden yang dilaporkan, dan pernyataannya mencakup sedikit detail.
Insiden terjadi ketika pasukan Ukraina bersiap untuk serangan balasan yang mereka harapkan akan membebaskan wilayah dari Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat ini berada di Finlandia dan berencana untuk melakukan perjalanan ke Jerman.
Serangkaian serangan baru-baru ini di Rusia telah berfungsi sebagai pengingat bahwa negara tersebut terkena serangan musuh.
Pada hari Rabu kebakaran hebat juga terjadi di depot terminal minyak di sisi jembatan Rusia yang dibangunnya untuk menduduki Krimea. Ini adalah serangan kedua pada depot bahan bakar yang ada di Krimea.
Juga pada hari Rabu sebuah ledakan menyebabkan kereta barang kedua tergelincir di wilayah Rusia di Bryansk yang berbatasan dengan Ukraina. Ini juga yang kedua dalam dua hari berturut-turut.
Menyerang jantung Moskow adalah langkah baru dan eskalasi serius. Apalagi ini terjadi menjelang perignatan Hari Kemenangan di Rusia. Seperti biasa parade militer besar-besaran akan melalui Lapangan Merah, tepat di samping Kremlin.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina telah terjadi sejumlah serangan drone yang semakin dekat ke Moskow. Tapi menargetkan Kremlin adalah langkah baru.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pawai kemenangan di Moskow akan berjalan seperti yang diharapkan tanpa perubahan rencana. Sementara walikota Moskow Sergei Sobyanin mengumumkan larangan penerbangan drone tanpa izin di atas ibu kota Rusia.
Sobyanin tidak menyebutkan alasan pelarangan tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa hal itu akan mencegah penggunaan drone secara ilegal yang dapat menghambat pekerjaan penegakan hukum.
Seorang anggota parlemen yang mewakili Krimea di Moskow, Mikhail Sheremet, mengatakan kepada media bahwa pemerintah Rusia harus membalas. Salah satunya dengan memerintahkan serangan rudal ke kediaman Zelenskyy di Kyiv.