
Dua Fund Manager Global Tambah Saham di BBRI, Sinyal Positif untuk Investor?
- BlackRock dan Invesco menambah kepemilikan saham di BBRI saat RUPST 2025. Apakah ini sinyal positif bagi investor?
Bursa Saham
JAKARTA – Keputusan dua fund manager global, BlackRock dan Invesco, untuk menambah kepemilikan saham di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi sorotan utama. Aksi akumulasi saham ini terjadi bertepatan dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di tengah tren pergerakan saham perbankan yang fluktuatif.
Berdasarkan data Bloomberg, BlackRock membeli 4,29 juta lembar saham BBRI saat RUPST, meningkatkan kepemilikannya menjadi 2,45 miliar lembar. Sementara itu, Invesco menambah 5,06 juta lembar saham pada momen yang sama, sehingga kini menggenggam 512 juta lembar saham BBRI.
Dengan harga saham BBRI yang ditutup di level Rp3.730 per saham pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa 25 Maret 2025, nilai total kepemilikan BlackRock di BBRI mencapai Rp9,14 triliun. Sementara itu, kepemilikan Invesco bernilai Rp1,91 triliun.
- Perbedaan Metode 1 Syawal Antara Muhammadiyah dan NU
- Daftar Perusahaan Penyebab Bencana Alam di Cijeruk dan Sukabumi
- Kekhawatiran Kembalinya Kekuatan Militer di Indonesia Bikin Investor Korea Resah
Langkah ini memunculkan pertanyaan: apakah aksi beli dari investor global menjadi sinyal positif bagi saham BBRI di tengah fluktuasi pasar? BBRI dalam RUPST pada Senin, 24 Maret 2025, tetap mempertahankan payout ratio dividen di angka 85% dari laba bersih, dengan total dividen per saham mencapai Rp345.
Dari jumlah tersebut, Rp135 per saham telah dibayarkan sebagai dividen interim, sementara Rp208,40 per saham akan dibayarkan sebagai dividen final. Kebijakan dividen yang tinggi ini menjadi daya tarik utama bagi investor institusi.
Asal tahu saja, sejak 2014, BBRI secara konsisten meningkatkan dividen dari kisaran 30% hingga stabil di 85% dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2023 mencatatkan dividen tertinggi sebelum 2024, yaitu Rp235 per saham, yang semakin memperkuat kepercayaan investor.
Kinerja dan Valuasi Saham BBRI
Pasca-pengumuman dividen, saham BBRI langsung direspons positif oleh market karena melesat naik 3,32% pada perdagangan sesi pertama hari ini. Tak cukup disitu, valuasi BBRI masih dianggap murah dibanding target harga konsensus analis Bloomberg sebesar Rp4.863 per saham.
Tercata, dari 37 analis yang mengulas saham BBRI, 30 merekomendasikan beli, enam menyarankan tahan, dan hanya satu menyarankan jual. Jika mengacu pada harga saham BBRI saat ini, ada potensi keuntungan yang cukup besar bagi investor yang mengakuisisi saham ini.
Sementara itu, laba bersih bank only BBRI pada Februari 2025 mencapai Rp4,6 triliun, melonjak 42% secara tahunan. Peningkatan ini didorong oleh perbaikan net interest margin (NIM) ke 6,39% serta turunnya beban bunga akibat penurunan time deposits sebesar 9,8% secara tahunan.
Lead Investment Analyst Stockbit, Edi Chandren, menyoroti bahwa biaya kredit (Cost of Credit/CoC) BBRI mengalami perbaikan signifikan, turun dari 6,72% pada Februari 2024 menjadi 3,28% pada Februari 2025.
Ia menyebut tren ini sebagai indikasi awal bahwa front-loading provisions telah terlewati, yang dapat memberikan dorongan positif bagi valuasi saham BBRI. Oleh sebab itu, masuknya BlackRock dan Invesco dengan tambahan kepemilikan besar pada saat RUPST menandakan optimisme terhadap prospek BBRI.