N_prie_UMS-gedung-Siti-Walidah-768x512.jpg
Tekno

Dua Mahasiswa UMS Ciptakan Alat Pengusir Tikus dengan Gelombang Ultrasonik

  • Alat yang mereka ciptakan menghasilkan gelombang ultrasonik untuk mengusir tikus tanpa memberikan dampak negatif pada hewan lain di sekitarnya.

Tekno

Muhammad Imam Hatami

SOLO - Serangan tikus kerap menjadi masalah serius yang mengganggu para petani saat memasuki masa tanam. Tikus sering merusak tanaman padi, mengakibatkan pertumbuhan yang tidak optimal. Namun, inovasi teknologi untuk mengatasi masalah ini masih minim. 

Mayoritas petani di Indonesia masih mengandalkan alat konvensional yang kurang efektif dan hasilnya kurang memuaskan.

Muhammad Rizki Abid Pratama dan Amirul Chanifah, dua mahasiswa dari Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Kimia di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), berhasil menghasilkan inovasi baru. Mereka menciptakan sebuah alat yang bertujuan untuk mengendalikan tikus dengan cara yang ramah lingkungan, terutama dalam konteks pertanian.

“Inovasi ini bisa diproduksi dan dirancang dengan harga yang relatif murah agar dapat dijangkau sebanyak mungkin petani di Indonesia. Kami paham betul tantangan ekonomi yang dihadapi oleh para petani, terutama mereka yang beroperasi dalam skala kecil,” ujar Amirul, dilansir ums.ac.id, Kamis, 23 November 2023.

Kedua mahasiswa tersebut memiliki minat yang kuat dalam isu-isu lingkungan yang terkait dengan pertanian. Mereka berkomitmen untuk fokus pada peningkatan produktivitas sektor pertanian sambil tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan. 

Mereka berupaya memadukan teknologi yang mereka kembangkan dengan upaya untuk menghasilkan solusi yang tidak hanya meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

Alat yang mereka ciptakan menghasilkan gelombang ultrasonik untuk mengusir tikus tanpa memberikan dampak negatif pada hewan lain di sekitarnya. Selain itu, inovasi ini dilengkapi dengan alat pengukur pH tanah yang memungkinkan petani mengatur penambahan pupuk secara lebih tepat sesuai kebutuhan lahan pertanian.

Amirul dan Rizki berharap inovasi ini dapat diakses oleh sebanyak mungkin petani di Indonesia dengan harga yang terjangkau. Mereka memahami kondisi ekonomi para petani, terutama yang beroperasi dalam skala kecil.

Langkah selanjutnya, keduanya akan bekerja sama dengan Desamind Indonesia Foundation untuk mendukung petani di seluruh Indonesia. Harapannya, inovasi ini dapat meningkatkan hasil pertanian dan pada saat yang sama menjaga kelestarian lingkungan bagi para petani di tanah air.