<p>Tambang Emas Citra Palu Minerals milik PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dari Grup Bakrie / Dok. Perseroan</p>
Korporasi

Dua Perusahaan Ini Borong Emas BRMS di Semester I-2024

  • Emiten perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) tercatat sebagai pembeli terbesar emas BRMS dengan total pembelian mencapai US$41,60 juta.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Emiten pertambangan emas dan perak yang terafiliasi dalam Grup Bakrie dan Grup Salim, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), melaporkan peningkatan signifikan dalam kinerja keuangannya pada semester I-2024. Hal ini didukung oleh produksi dan penjualan emas yang moncer. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia yang dikutip pada Selasa, 30 Juli 2024, sepanjang paruh pertama tahun ini, BRMS sukses menjaring laba bersih sebesar US$8,95 juta, yang bertumbuh 60,97% secara tahunan dari US$5,56 juta per akhir Juni 2023.

Kenaikan laba bersih BRMS ini berhubungan erat dengan lonjakan pendapatan perseroan yang mencapai US$61,26 juta pada akhir Juni 2024. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 286,99% dibandingkan dengan US$15,83 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Nah, lonjakan pendapatan BRMS ini didorong oleh penjualan emas yang mencapai US$60,04 juta. Penjualan logam mulia tersebut juga mengalami kenaikan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar US$14,67 juta.

Dalam konteks ini, emiten perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) tercatat sebagai pembeli terbesar, dengan memborong logam mulia BRMS dengan nilai mencapai US$41,60 juta. Selain itu, PT Elang Mulia Abadi Sempurna, perusahaan afiliasi PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), juga membeli emas BRMS senilai US$18,44 juta.

Selain emas, BRMS juga meraup penjualan perak sebesar US$1,22 juta, yang melonjak puluhan persen dari US$163 ribu pada akhir Juni 2023. Pembeli utama perak BRMS pada paruh pertama tahun ini, antara lain PT Elang Mulia Abadi Sempurna, PT Garuda Internasional Multitrade, HRTA, dan PT Swarmin Murni Mulia.  

Produksi Emas

CEO dan Direktur Utama BRMS, Agus Projosasmito, mengungkapkan bahwa produksi emas perusahaan hingga semester pertama tahun ini mencapai 26.744 ons (832 kg), mengalami lonjakan sebesar 251% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Produksi emas dan rata-rata harga penjualan BRMS pada semester I 2024 menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu," ujar Agus dalam keterangan resmi.

Sementara itu, Direktur Corporate Finance BRMS, Charles Gobel, menyebutkan bahwa rata-rata harga jual emas sepanjang semester I-2024 adalah US$2.209 per ons, meningkat 15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Dengan begitu, kinerja perusahaan semakin baik. "Peningkatan produksi emas dan kenaikan rata-rata harga jual emas ini berdampak positif pada kinerja keuangan BRMS yang semakin membaik di periode semester I-2024," katanya.

Dari sudut pandang neraca keuangan, ekuitas BRMS tercatat sebesar US$978,78 juta, mengalami kenaikan dari akhir tahun lalu yang sebesar US$969,35 juta. Defisit perusahaan menipis menjadi US$775,89 juta dari US$784,85 juta pada akhir 2023. 

Sementara itu, total liabilitas meningkat menjadi US$151,92 juta, dibandingkan dengan US$135,51 juta pada tahun sebelumnya. Meski begitu, jumlah aset perusahaan sukses naik tipis menjadi US$1,13 miliar dari US$1,10 miliar pada akhir tahun lalu.

Sebagai informasi, Grup Salim memegang saham BRMS melalui Emirates Tarian Global Ventures Spc dengan kepemilikan 25,10%, sementara pengendali utama BRMS adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan kepemilikan langsung sebesar 5,34%.

Dari lantai bursa, pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham BRMS langsung mendapatkan respon positif dengan penguatan 0,64% ke level Rp157 per saham. Meski begitu, secara year-to-date saham ini tampak masih terdepresiasi sebesar 10,29%.