Industri

Dua Petinggi Garuda Indonesia Pimpin Holding BUMN Pariwisata, Siapa Mereka?

  • Menteri BUMN Erick Thohir resmi membentuk Holding BUMN Pariwisata dan menunjuk dua petinggi Garuda Indonesia sebagai pemimpin.
Industri
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir resmi membentuk Holding BUMN Pariwisata. Dua nama petinggi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pun ditunjuk untuk memimpin lini bisnis BUMN di sektor pariwisata tersebut.

Plt Asisten Deputi Bidang Jasa Pariwisata dan Pendukung Kementerian BUMN Endra Gunawan mengatakan Holding BUMN Pariwisata resmi terbentuk setelah Erick mengeluarkan dua Surat Keputusan (SK) untuk mengangkat jajaran Direksi dan Komisaris PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) sebagai induk holding.

"Aviasi Pariwisata Indonesia akan menjadi pemimpin dari holding BUMN pariwisata dan pendukung yang merupakan holding bersifat ekosistem untuk mengintegrasikan berbagai fungsi dalam menunjang sektor pariwisata," ujar Endra dalam keterangan resmi dikutip Selasa, 5 Oktober 2021.

Dia mengatakan, penetapan jajaran Direksi Holding merujuk pada Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-336/MBU/10/2021, sedangkan penetapan jajaran Komisaris berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-337/MBU/10/2021.

Melalui SK tersebut, Erick mengangkat Dony Oskaria sebagai Direktur Utama (Dirut) Aviasi Pariwisata Indonesia. Dony sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sejak Januari 2020-Agustus 2021.

Di samping itu, Erick juga menunjuk Triawan Munaf sebagai Komisaris Utama (Komut) merangkap Komisaris Independen PT API. Triawan sebelumnya adalah Komisaris Utama Garuda Indonesia sebelum memutuskan mundur pada Agustus 2021. Dia juga pernah menjadi Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Profil Dony Oskaria

Dony  memiliki cukup pengalaman di bidang penerbangan dan perbankan. Pria kelahiran Tanah Datar, Sumatera Barat, ini mula-mula meniti karirnya di bidang bisnis perbankan yang berada di bawah naungan CT Corp, yakni PT Bank Mega Tbk.

Beberapa tahun di sana, dia menjabat beberapa posisi penting pada bisnis holding group CT Corp milik Chairul Tanjung, seperti CEO Trans Kalla Makassar, CEO AntaVaya, hingga CEO untuk Trans Studio, Trans Hotel, dan Trans Mall.

Karir Dony makin gemilang setelah dilirik pemerintah untuk didapuk menjadi Komisaris Garuda Indonesia sejak Desember 2014. Hingga akhirnya diberhentikan Menteri BUMN Rini Soemarno pada April 2019.

Pada awal 2020, dia kemudian diangkat kembali oleh Erick menjadi Wakil Dirut maskapai milik pemerintah yaitu Garuda Indonesia.

Beberapa waktu lalu, Dony bersama Raffy Ahmad dan Rudy Salim mengakuisisi klub sepak bola Cilegon United yang bermarkas di Stadion Krakatau Steel, Cilegon, yang kemudian berubahan nama menjadi Rans Cilegon FC.

Pria kelahiran Tanah Datar, Sumatera Barat, ini menamatkan pendidikan sarjana dari Universitas Padjadjaran jurusan Hubungan Internasional.

Sebelum itu, dia sempat kuliah di jurusan akuntansi Universitas Andalas pada 1989. Namun kemudian pindah kampus dan mulai kuliah di jurusan baru dari awal lagi.

Profil Triawan Munaf

Triawan Munaf menyimpan kisah masa muda yang unik. Sebelum menjadi tokoh penting seperti sekarang ini, dia sebenarnya merupakan salah satu anak band di Bandung.

Pria 63 tahun ini pernah menjadi keyboardist dan penyanyi pada grup musik Giant Step yang beraliran progressive rock tahun 1970-an.

Setelah tidak begitu aktif bermusik, Triawan kemudian bergerak dalam dunia usaha periklanan dan mendirikan Euro RSCG AdWork pada 26 Desember 1989.

Salah satu kliennya adalah Partai PDI Perjuangan. Logo PDI Perjuangan berupa lambang Banteng Moncong Putih adalah salah satu hasil karyanya.

Karirnya makin menanjak setelah mulai bergabung di dunia politik bersama PDI Perjuangan. Salah satunya menjadi anggota tim kampanye Jokowi-Jusuf Kalla pada 2014.

Setelah Jokowi terpilih, dia pun ikut mendapat jatah jabatan. Jokowi kemudian mendapuknya menjadi Kepala Badan Ekonomi Kreatif pada 26 Januari 2015, melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 9 P Tahun 2015.

Kala itu, dia menjadi pimpinan yang pertama pada lembaga setingkat kementerian yang baru dibentuk tersebut saat pemerintah Jokowi.

Holding BUMN Pariwisata

Adapun Holding BUMN Pariwisata terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).

Endra optimis bahwa peran Aviasi Pariwisata Indonesia sebagai pemimpin holding akan bermanfaat bagi seluruh pelaku di sektor pariwisata.

"Holding ini menjadi motor penggerak sektor pariwisata guna memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha," paparnya.

PT Aviasi Pariwisata Indonesia adalah sebuah maskapai penerbangan tidak berjadwal dan saat ini sedang mengoperasikan Antonov An12.

API memusatkan pesawatnya di Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Perusahaan ini melayani jasa survei cuaca, pemetaan,dan sewa pesawat termasuk ambulans udara.

API memulai sejarahnya dengan nama Yayasan Lembaga Aerial Survey pada 24 Desember 1959. Yayasan tersebut kemudian dilebur ke dalam Perusahaan Negara Aerial Survey (Penas).

Pada tahun 1974, status Penas resmi diubah menjadi perusahaan umum, dan pada tahun 1991, kembali diubah menjadi persero.

Pada 1 Juli 2021, melalui Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2021, Pemerintah Indonesia resmi mengubah nama Penas menjadi Aviasi Pariwisata Indonesia untuk menjadi induk Holding BUMN Pariwisata.

Berikut susunan Direksi dan Komisaris PT API:

Direksi:

Direktur Utama: Dony Oskaria
Wakil Direktur Utama: Edwin Hidayat Abdullah
Direktur SDM dan Digital: Herdy Rosadi Harman

Komisaris: 

Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: Triawan Munaf
Komisaris: Odo Manuhutu
Komisaris: Wihana Kirana Jaya
Komisaris Independen: Elwin Mok