<p>Karyawan memberikan salam kepada nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia (BRIS) Jakarta Hasanudin, Jakarta, Rabu, 17 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Perbankan

Duduk Perkara Muhammadiyah Tarik Dana dari Bank Syariah Indonesia

  • Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memutuskan menarik dana persyarikatan yang disimpan di Bank Syariah Indonesia (BSI) sekitar Rp13-15 triliun. Dana tersebut rencananya dialihkan ke bank syariah seperti Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan lainnya.

Perbankan

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memutuskan menarik dana persyarikatan yang disimpan di Bank Syariah Indonesia (BSI) sekitar Rp13-15 triliun. Dana tersebut rencananya dialihkan ke bank syariah seperti Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan lainnya. 

Keputusan itu diketahui dari Memo Muhammadiyah bernomor 320/1.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana yang dikeluarkan pada 30 Mei 2024. Memo yang diteken Ketua Muhammadiyah Agung Danarto dan Sekretaris Muhammadiyah Muhammad Sayuti itu menindaklanjuti konsolidasi keuangan di lingkungan Aman Usaha Muhammadiyah (AUM) di Jogja, 26 Mei 2024.

"Dengan ini kami minta dilakukan rasionalisasi dana simpanan dan pembiayaan dari BSI dengan pengalihan ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan bank syariah daerah serta bank lain yang selama ini bekerja sama dengan Muhammadiyah,” demikian bunyi memo tersebut. 

Memo tertuju pada sejumlah pihak yakni Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah, Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, Pimpinan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah serta Pimpinan Badan Usaha Milik Muhammadiyah.

Langkah konsolidasi tersebut dikonfirmasi Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. “Benar,” ujarnya singkat, Rabu, 5 Juni 2024. PP Muhammadiyah belum memberi penjelasan resmi mengenai alasan di balik penarikan dana tersebut. 

Jadi Mitra Mulai 2022

Keputusan Muhammadiyah mengundang tanda tanya mengingat ormas keagamaan itu baru menjalin kerja sama dengan BSI pada 2022. Muncul spekulasi bahwa Muhammadiyah kurang puas dengan sistem layanan BSI. Diketahui belum lama ini BSI juga mengalami kebocoran data nasabah.

Informasi yang dihimpun TrenAsia.com, rencana penarikan dana persyarikatan dari BSI sebenarnya sudah digodok beberapa waktu terakhir. Kajian itu dilatarbelakangi dengan ukuran bank hasil merger yang bakal menjadi bank besar dan masuk ke top 10 bank Tanah Air. Diketahui BSI merupakan hasil merger BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.

“Hal ini perlu dipikirkan Muhammadiyah karena Bank Syariah Indonesia sudah menjadi sebuah bank syariah milik negara yang besar dan sudah sangat kuat, di mana bank ini akan menjadi 10 bank syariah terbesar di dunia,” ujar Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas beberapa waktu lalu.

Anwar mengatakan Muhammadiyah akan mengalihkan penempatan dananya ke bank yang lebih memperhatikan UMKM. Sebab, hal itu menjadi amanat dan ideologi organisasi. “Kami harus bentuk tim yang betul-betul ahli dalam mengelola keuangan supaya risikonya bisa kecil,” imbuhnya.

Nilai penempatan dana Muhammadiyah dikabarkan mencapai Rp15 triliun yang disimpan dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito. Adapun total aset Muhammadiyah diketahui mencapai Rp400 triliun berupa tanah, bangunan, maupun kendaraan.

Baca Juga: Menilik Arah Muhammadiyah Soal Jatah Tambang

Sementara itu, BSI angkat bicara usai Muhammadiyah menarik semua dananya dari bank berkode emiten BRIS itu. Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menegaskan pihaknya selalu berkomitmen untuk melayani dan mengembangkan ekonomi umat.

"Kami di BSI senantiasa berkomitmen memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat (maslahat) sesuai syariat Islam,” jelas Wisnu dalam keterangan resmi, dikutip Rabu.

Wisnu mengatakan BSI bertekad menjadi perbankan yang melayani segala lini masyarakat, mulai dari institusi hingga perorangan. “BSI akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” tuturnya.

Dia menyebut BSI berupaya menjadi bank modern serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat. Meski demikian, Wisnu menjamin BSI akan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah.

"Itu sebagai tanggapan perseroan terhadap berita mengenai keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk mengalihkan dananya dan juga menginstruksikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk ikut memindahkan dananya dari BSI,” imbuhnya.