Duduk Perkara Mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketua Umum Golkar
- Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, tiba-tiba mengumumkan mundur dari jabatannya.
Nasional
JAKARTA – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, tiba-tiba mengumumkan mundur dari jabatannya. Sementara, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia memastikan partainya tidak retak.
“Ngggak (retak), saya kira kita apa namanya ya selama ini solid, selama ini semua roda organisasi berjalan dengan baik,” kata Doli Kurnia kepada wartawan, Minggu 11 Agustus 2024.
Ia menjelaskan, ada beberapa pertimbangan di balik pengunduran Airlangga. Salah satunya adalah untuk lebih fokus pada perannya sebagai Menko Perekonomian.
- 5 Kebiasaan Frugal Living Ala Bill Gates
- 5 Tips Hidup Sehat dari Atlet Olimpiade Paris 2024 yang Bisa Anda Coba
- Investasi Kesehatan Itu Penting, Begini Cara Melakukannya Melalui Menjaga Gaya Hidup Sehat
“Untuk tetap menjaga itu dan konsentrasi tadi, menjaga konsentrasi supaya ketua umum lebih fokus pada tugas dan tanggung jawab Menko Perekonomian. Maka justru dia mengundurkan diri. Supaya jalannya organisasi ini tidak terganggu,” paparnya.
Doli menambahkan, mundurnya Airlangga bertujuan untuk menjaga soliditas Partai Golkar selama masa transisi pemerintahan dari Joko Widodo-Ma’ruf Amin ke Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Karena banyak sekali program-program disiapkan sebagai program lanjutan untuk menjaga kesinambungan visi-misi program 2 periode Jokowi-Ma'ruf Amin dan kemudian ke depan Pak Prabowo dan Pak Gibran,” katanya.
Doli menilai, mundurnya Airlangga juga bertujuan untuk memastikan kelancaran semua agenda Golkar, termasuk agenda nasional.
Sebelumnya, Airlangga menyatakan keputusan untuk mundur diambil guna menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan segera terjadi dalam waktu dekat.
Airlangga menyebut, pengunduran dirinya terhitung sejak Sabtu malam, 10 Agustus 2024. Ia menambahkan, DPP Partai Golkar akan segera menyusun mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART yang berlaku.
“Semua proses ini akan dilakukan dengan damai, tertib, dan dengan menjunjung tinggi marwah Partai Golkar,” terang dia.
Respons PAN
Partai Amanat Nasional (PAN) menghargai keputusan pengunduran diri Airlangga Hartarto diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menyatakan, apa pun hasil yang terjadi di Partai Golkar harus dihormati oleh partai lain, khususnya oleh anggota partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
PAN dan Golkar merupakan anggota KIM bersama dengan Partai Gerindra, Demokrat, dan empat partai non-parlementer lainnya.
Viva menambahkan, ia yakin Partai Golkar akan mampu menyelesaikan masalah internalnya. Ia percaya meskipun Airlangga mengundurkan diri sebagai ketua umum, internal Golkar tidak akan terpecah.
“Kami percaya karena Golkar salah satu partai terbaik di Indonesia,” ujar Viva.
Viva menegaskan, PAN dan KIM tidak akan ikut campur dalam masalah internal Golkar. Meski sekutu, PAN tidak berhak untuk terlibat dalam urusan partai politik lain.
“Kami menghargai fatsun politik sebagai sesama partai,” ucap Viva.
Siapa Pengganti Airlangga?
Politikus Partai Golkar Andi Sinulingga buka suara mengenai calon ketua umum (caketum) Golkar yang muncul usai pengunduran Airlangga Hartarto. Ia awalnya menyebut ada tiga nama yang beredar di kalangan internal Golkar.
“Nama-nama yang beredar itu ada Agus Gumiwang, Bambang Soesatyo, dan Bahlil,” kata Andi Sinulingga saat dihubungi, Minggu, 11 Agustus 2024.
“Ketiga nama itu deras dukungan, lebih deras lagi arus, yang saya dengar, ke Bahlil,” imbuhnya.
Selain ketiga nama tersebut, dia juga menyebut, Waketum Golkar Bidang Kepartaian Kahar Muzakir muncul sebagai kandidat. Namun, ia menyatakan dukungan dari para kader Golkar tidak terlalu kuat ke arah yang bersangkutan.
Namun, mayoritas dukungan internal Golkar cenderung mengarah pada Agus Gumiwang Kartasasmita, Bambang Soesatyo, dan Bahlil Lahadalia.
Perjalanan Karier Airlangga
Airlangga Hartarto lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 1 Oktober 1962. Ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam Kabinet Indonesia Maju sejak dilantik pada 23 Oktober 2019 hingga saat ini.
Ia menyelesaikan pendidikan menengah atas di Kolese Kanisius, ia dikenal sebagai pribadi yang aktif. Saat di SMA, ia menjadi ketua OSIS. Kemudian memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada pada tahun 1987.
Di UGM, ia tidak hanya fokus pada studi, tetapi juga aktif dalam kegiatan organisasi. Ia dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Meskipun memiliki kecintaan pada dunia aktivis, ia tak melupakan bangku kuliahnya.
Setelah itu, ia melanjutkan studinya di Advanced Management Program (AMP) Wharton School, University of Pennsylvania, Philadelphia-USA, lalu, Master of Business Administration (MBA) Monash University, Melbourne, Australia, serta Master of Management Technology (MMT) Melbourne Business School, University of Melbourne, Australia.
Dilansir dari ekon.go.id, sebelumnya, Airlangga menjabat sebagai Menteri Perindustrian dari 2016 hingga 2019 dalam Kabinet Kerja (reshuffle jilid ke-2). Selain perannya dalam pemerintahan, ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar sejak 2017. Dia ditunjuk menggantikan Setya Novanto, yang tersangkut kasus korupsi e-KTP.
Munas Golkar yang diadakan di Jakarta pada 2019 lalu mengukuhkan Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar selama dua periode. Masa jabatannya sebagai Ketua Umum Golkar seharusnya berakhir pada Desember 2024, bersamaan dengan pelaksanaan Munas yang dijadwalkan pada Desember 2024.
Airlangga sendiri merupakan anak dari seorang menteri di era Orde Baru. Ayahnya, Ir Hartarto pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dalam Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan Kabinet Pembangunan V (1988-1993), serta Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi dalam Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).
Dalam bidang politik, Airlangga pernah menjabat sebagai Ketua Komisi VII DPR RI (2006-2009), yang membidangi energi, lingkungan hidup dan riset teknologi dari Fraksi Partai Golkar.
Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Bendahara dalam pengurus DPP Partai Golkar periode 2004-2009. Selanjutnya, ia terpilih kembali sebagai anggota DPR untuk periode 2009-2014 mewakili Daerah Pemilihan Jawa Barat V, dan menjabat sebagai Ketua Komisi VI yang membidangi perindustrian, perdagangan, UKM, investasi, dan BUMN.
Setelah itu, ia memasuki pemerintahan sebagai Menteri Perindustrian pada kabinet Presiden Jokowi dari 2016-2019. Pada periode kedua pemerintahan Jokowi, dia diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sejak 2019 hingga sekarang.
Riwayat Pekerjaan:
1. Presiden Komisaris PT Fajar Surya Wisesa Tbk
2. Presiden Komisaris PT Ciptadana Sekuritas
3. Presiden Direktur PT Bisma Narendra
- Ingin Beli Mobil Bekas? Ikuti Tips-Tips Berikut Supaya Tidak Zonk!
- Mengenal Grameen Bank Milik PM Sementara Bangladesh Muhammad Yunus
- 11 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga
4. Komisaris PT Sorini Corporation Tbk
5. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Golkar