Penggalian fosil
Dunia

Duduki Puncak Rantai Makanan, Ilmuwan Temukan Fosil Megaraptor di Amerika Selatan

  • Sejumlah ilmuwan menemukan potongan fosil Megaraptor di wilayah Patagonia Chili, Amerika Selatan
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

CHILI - Sejumlah ilmuwan menemukan potongan fosil Megaraptor di wilayah Patagonia Chili, Amerika Selatan. Fosil tersebut memiliki ukuran setidaknya sekitar 10 meter.

Megaraptor disebut  menghuni bagian Amerika Selatan selama periode Cretaceous sekitar 70 juta tahun lalu. Menurut catatan Journal of South American Earth Science, dinosaurus karnivora itu disinyalir merupakan puncak dari rantai makanan.

Sayangnya, mahkluk ini terhempas dan hilang ketika asteroid datang dan menghempas bumi puluhan juta tahun lalu.

Megaraptor yang ditemukan di Chili merupakan satu dari hewan besar purba yang berhasil ditemukan oleh para ilmuwan. Hingga saat ini, ilmuwan masih mencari sisa-sisa dari hewan besar purba lainnya.

"Kami kehilangan satu bagian. Kami tahu di mana ada mamalia besar, di sana juga ada karnivora besar, tapi kami belum menemukannya," kata direktur Chilean Antarctic Institute (INACH), Marcelo Leppe seperti dikutip TrenAsia.com dari Reuters Rabu, 18 Januari 2023.

Para peneliti menyebut University of Chile Jared Amudeo, spesimen yang ditemukan kali ini  memiliki beberapa karakteristik yang tidak ada di Argentina atau Brasil.

"Itu bisa jadi spesies baru, yang sangat mungkin, atau milik keluarga dinosaurus lain yang berkerabat dekat," katanya, sambil menambahkan bukti yang lebih konklusif diperlukan.

Sebelumnya, sisa sisa Megaraptor pernah ditemukan Lembah Rio de las Chinas yang terletak jauh di selatan Chili di Cekungan Magallanes antara 2016 dan 2020. Beberapa potongan fosil Megaraptor, peneliti juga menemukan beberapa sisa-sisa fosil unenlagia,  dinosaurus mirip velociraptor yang kemungkinan hidup tertutup bulu.

Selain menemukan potongan fosil, tim ilmuwan menyoroti kondisi dampak meteorit di Semenanjung Yucatan Meksiko yang mungkin telah memicu kepunahan dinosaurus sekitar 65 juta tahun lalu.

Leppe merujuk pada penurunan suhu yang tajam di Patagonia saat ini dan gelombang dingin yang intens yang berlangsung hingga beberapa ribu tahun. Ini tentunya berbeda dengan iklim yang sangat hangat yang terjadi di sebagian besar periode Cretaceous sehingga menyebabkan keanekaragaman hayati yang ada di wilayah Chili menjadi lebih beragam.

"Variasi besar yang kita lihat, keanekaragaman hayati, juga merespon rangsangan lingkungan yang sangat kuat. Dunia ini sudah mengalami krisis sebelumnya (meteorit) dan ini dibuktikan di bebatuan Lembah Rio de las Chinas," kata Leppe.

Sebelum asteroid menerjang bumi dan meluluhlantakkan semua mahluk ya g hidup pada zaman Cretaceous, tim peneliti menyebut keberadaan Megaraptor ini memang tengah mengalami masa kritis.