Duh, Capaian IPO 2024 Terendah dalam 5 Tahun Terakhir
- Bursa Efek Indonesia (BEI) gagal memenuhi target dalamm penawara umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada tahun ini. Per Senin, 30 Desember 2024, baru 41 emiten baru yang melantai di bursa saham. Jumlah itu jauh dari target BEI sebanyak 62 emiten.
Bursa Saham
JAKARTA—Bursa Efek Indonesia (BEI) gagal memenuhi target dalamm penawara umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada tahun ini. Per Senin, 30 Desember 2024, baru 41 emiten baru yang melantai di bursa saham. Jumlah itu jauh dari target BEI sebanyak 62 emiten.
Angka 41 pun menjadi capaian IPO terendah BEI dalam lima tahun terakhir. Padahal, sebelumnya capaian IPO di bursa Indonesia cenderung terus menanjak. Sebagai informasi, ada 51 emiten yang mencatatkan sahamnya di BEI pada 2020. Pada 2021, angka tersebut naik menjadi 54 emiten.
Kenaikan emiten yang melantai di bursa terus berlanjut di 2022 dengan torehan 59 emiten, serta 2023 sebanyak 79 emiten. Artinya, capaian IPO BEI tahun ini menurun hingga 38 emiten.
“Kalau bicara pencatatan saham baru untuk IPO, tahun ini memang agak menurun dibandingkan tahun lalu,” kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2024, di Gedung BEI, Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.
22 Emiten Masuk Pipeline
Meski urung mencapai target, Iman mengungkapkan masih ada 22 perusahaan dalam antrean atau pipeline untuk mencatatkan saham perdananya di BEI. Jika dilihat dari klasifikasi aset perusahaan, sebanyak satu perusahaan berskala kecil dengan aset dibawah Rp50 miliar, dua perusahaan berskala menengah dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan 19 perusahaan berskala besar dengan aset di atas Rp250 miliar.
Adapun sektor yang paling banyak masuk dalam pipeline BEI adalah consumer non primer (5), material dasar (3), energi (3), kesehatan (3) dan industri (3). Iman juga menyebut terdapat perusahaan mercusuar (lighthouse company) yang telah melantai pada 2024. Hal itu seperti PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY).
Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyebut beberapa calon emiten mundur dari rencana mereka mencatatkan sahamnya melalui IPO di BEI tahun ini. Direktur Utama AEI, Armand Wahyudi Hartono, mengatakan beberapa perusahaan yang seharusnya melakukan IPO tahun ini memilih mundur karena ketidakpastian kondisi pasar global.
Baca Juga: Kaleidoskop Saham IPO 2024: Dari Kinerja Cemerlang DAAZ hingga Fluktuasi AADI
Meski demikian, pihaknya mengaku terus berupaya memberikan edukasi kepada calon emiten untuk IPO. Namun, dia menyebut keputusan akhirnya tetap berada di tangan perusahaan. “Karena situasi pasar masih banyak ketidakpastian, calon emiten yang sudah mau masuk (IPO), terus enggak jadi,” ujarnya.
Berdasarkan data e-IPO, terdapat delapan calon emiten yang saat ini sedang dalam proses IPO dan direncanakan melantai di BEI pada awal 2025. Delapan calon emiten tersebut mencakup PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), PT Hero Global Investment Tbk (HGII), PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT), PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC), dan PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG).
Selain itu, ada anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), yaitu PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), dan anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), yaitu PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), juga berencana melantai di BEI pada awal 2025.