Duh! Digocek Pandemi, Pendapatan Klub Sepak Bola Bali United Babak Belur
Emiten klub sepak bola Bali United, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) mengalami penurunan kinerja selama tahun 2020. Hal ini disebabkan pelarangan sejumlah pertandingan dan liga akibat pandemi yang melanda Indonesia sepanjang tahun lalu.
Korporasi
JAKARTA – Emiten klub sepak bola Bali United, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) mengalami penurunan kinerja selama tahun 2020. Hal ini disebabkan pelarangan sejumlah pertandingan dan liga akibat pandemi yang melanda Indonesia sepanjang tahun lalu.
Mengutip laporan keuangan tahun 2020 yang dirilis perseroan, Senin 31 Mei 2021, Bali United mencatat total pendapatan sebanyak Rp76,42 miliar. Realisasi pendapatan tersebut anjlok hingga 64,49% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan tahun 2019, sebesar Rp215,21 miliar.
Meskipun beban operasi dapat ditekan secara tahunan dari Rp214,99 miliar menjadi Rp157,48 miliar hingga akhir 2020, perseroan harus membukukan rugi operasi Rp81,06 miliar akibat minimnya jumlah pendapatan. Ini berbanding terbalik dari tahun sebelumnya, di mana perseroan berhasil mencetak laba operasi Rp220,84 miliar.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Hal ini membuat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun lalu terkontraksi hingga 26,13% yoy menjadi Rp5,23 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp7,08 miliar. Dengan catatan itu, laba per saham BOLA turut berubah menjadi Rp0,87 per lembar dari Rp1,23 per lembar.
Total liabilitas jangka pendek perseroan sedikit mengempis dari Rp68,78 miliar pada akhir 2019 menjadi Rp67,34 miliar hingga 31 Desember 2020. Namun, liabilitas jangka panjang perseroan melonjak tajam secara tahunan dari hanya Rp4,54 miliar menjadi Rp11,89 miliar.
Sehingga, total keseluruhan kewajiban perseroan sepanjang 2020 menjadi Rp79,22 miliar atau terungkit sekitar 8,05% yoy dari Rp73,32 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Ekuitas BOLA juga sedikit menebal dari Rp469,49 miliar menjadi Rp470,84 miliar pada tahun lalu.
Perseroan tampaknya kesulitan menjaga arus kas di tengah pandemi 2020. Kas dan setara kas perseroan menyusut secara tahunan menjadi Rp176,23 miliar dari Rp222,58 miliar. Adapun total aset emiten milik konglomerat Pieter Tanuri ini naik dari Rp542,81 miliar menjadi Rp550,06 miliar pada akhir tahun lalu.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BOLA terpantau stagnan pada level harga Rp246 per lembar pada penutupan perdagangan Senin, 31 Mei 2021. Saat ini, kapitalisasi pasar perseroan tercatat sebanyak Rp1,48 triliun. (SKO)