Duh! Duo Konglomerasi CT Corp dan Indika Belum Tentu Menang Lelang Operator Pelabuhan Patimban
Konsorsium ini terdiri dari PT CTCorp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Service, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya. CT Corp merupakan perusahaan milik konglomerat Chairul Tanjung. Sedangkan, Indika adalah perusahaan milik konglomerat Sudwikatmono.
Industri
JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bahwa proses lelang operator pelabuhan raksasa Patimban masih belum final. Artinya, masih ada peluang bagi perusahaan-perusahaan lain untuk menggantikan posisi Konsorsium Patimban sebagai satu-satunya peserta lelang yang lolos tahap prakualifikasi.
Konsorsium ini terdiri dari PT CTCorp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Service, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya. CT Corp merupakan perusahaan milik konglomerat Chairul Tanjung. Sedangkan, Indika adalah perusahaan milik konglomerat Sudwikatmono.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menjelaskan, lolosnya konsorsium dari tahap prakualifikasi tidak serta-merta menjadikan perusahaan kongsian ini sebagai pemenang proyek operator Pelabuhan Patimban. Masih ada beberapa tahap lagi yang harus dilalui CT Corp dan kawan-kawan sebelum betul-betul menjadi operator di pelabuhan seluas 654 hektare di Jawa Barat tersebut.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sesuai dengan peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 29 Tahun 2019, konsorsium ini harus melewati masa sanggah terlebih dahulu. Dalam proses ini, pemerintah bakal meminta kesiapan konsorsium dalam urusan administrasi, teknis, dan pembiayaan.
“Ada proses optimalisasi atau negosiasi. Apabila tercapai kesepakatan sesuai ketentuan yang ada dalam dokumen lelang, maka peserta tersebut menjadi pemenang. Jika tidak tercapai kesepakatan maka tidak ada pemenang,” terang Adita kepada TrenAsia.com, Kamis 22 Oktober 2020.
Sebab itu, masih terdapat peluang bagi perusahaan lain untuk masuk sebagai penyanggah dalam waktu yang tersisa ini. Apabila sanggahan diterima, maka masih ada peluang bagi para competitor untuk masuk sebagai pemenang. Sebaliknya, jika sanggahan ditolak maka Konsorsium Patimban bakal melenggang ke tahap selanjutnya, yaitu penunjukkan langsung.
Operator Sementara
Sementara waktu, apabila belum ditentukan siapa pemanangnya, operator Pelabuhan Patimban akan dipegang oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kemenhub. Hal ini mesti dilakukan mengingat pembukaan Pelabuhan Patimban bakal dimulai pada Desember mendatang.
“Akhir Oktober diharapkan pembangunan selesai, akhir Desember 2020 akan dilakukan soft opening dengan ekspor perdana. Sambil menunggu proses lelang, pelabuhan akan dioperasikan sementara oleh KSOP Kementerian Perhubungan,” terang Adita.
Diketahui sebelumnya bahwa lelang Pelabuhan Patimban telah dibuka sejak 30 September 2020. Saat itu diharapkan banyak perusahaan dan konsorsium yang mendaftar. Namun hingga akhir masa pendaftaran pada 14 Oktober 2020 hanya ada 10 perusahaan yang ikut serta mengambil dokumen lelang.
Sedang yang pada akhirnya akhirnya memasukkan dokumen lelang hanya ada lima peserta. Terdiri dari tiga perusahaan konsorsium dan dua perusahaan tunggal.
Lima peserta tersebut kemudian dinilai berdasarkan sejumlah kriteria yang telah ditetapkan, antara lain kemampuan finansial, minimal aset bersih (net asset), kepemilikan izin badan usaha pelabuhan, serta pengalaman pengelolaan proyek terminal peti kemas dengan kapasitas minimum yang telah ditentukan.
Dari proses itu, maka terpilihlah Konsorsium Patimban sebagai satu-satunya peserta yang lolos tahap prakualifikasi. Namun begitu, rupanya masih ada beberapa perusahaan dan konsorsium yang cukup ngotot untuk bisa menjadi pemenang. Maklum, proyek operator pelabuhan raksasa ini memang terbilang cukup besar, yakni Rp16 triliun. (SKO)