<p>Manajemen Taksi Blue Bird milik PT Blue Bird Tbk. (BIRD) / Bluebirdgroup.com</p>
Industri

Duh! Hanya 6 Bulan 2020, Rugi Taksi Blue Bird Tembus Rp93,6 Miliar

  • Kerugian Blue Bird terjadi lantaran pendapatan yang anjlok 39,86% hingga Juni 2020 menjadi Rp1,15 triliun dari Rp1,91 triliun pada Juni 2019.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Emiten transportasi taksi milik konglomerat Pramono Prawiro, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) harus menelan pil pahit akibat kerugian Rp93,6 miliar hanya 6 bulan pada 2020.

Berdasarkan laporan keuangan di PT Bursa Efek Indonesia, Selasa, 28 Juli 2020, emiten taksi bersandi saham BIRD ini harus menderita rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pada paruh pertama tahun ini. Padahal, tahun sebelumnya perseroan masih membukukan laba Rp158,3 miliar.

Kerugian Blue Bird terjadi lantaran pendapatan yang anjlok 39,86% hingga Juni 2020 menjadi Rp1,15 triliun dari Rp1,91 triliun pada Juni 2019.

Penurunan pendapatan terbesar berasal dari kendaraan taksi Blue Bird terjungkal 43,09% meenjadi Rp865,74 miliar dari sebelumnya Rp1,52 triliun. Tak hanya itu, pendapatan yang dihasilkan dari penyewaan kendaraan pun jeblok 29,92% dari Rp421,16 miliar menjadi Rp295,13 miliar.

Meski demikian, beban langsung perseroan juga turun dari Rp1,38 triliun menjadi Rp946,27 miliar. Blue Bird juga memperoleh keuntungan dari selisih kurs sebesar Rp6,23 miliar dari rugi selisih kurs Rp1,31 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Dihantam Corona

Akan tetapi, hal tersebut tak bisa menyelamatkan perusahaan yang dibangun oleh Djokosoetono ini dari hantaman pandemi COVID-19 yang menghantam sejak Maret 2020 lalu.

Manajemen Blue Bird memang sudaah menyampaikan jika pandemi COVID-19 ini membuat pendapatan perseroan terkoreksi 25%-50%. Sehingga, laba bersih perseroan akan anjlok 75% pada Juni 2020 ini.

Selain itu, COVID-19 juga memberikan dampak terhadap pembayaran utang jangka pendek senilai Rp484,59 miliar.

Menurut manajemen Blue Bird, COVID-19 membuat perseroan harus menutup sementara layanan JAC dan Big Bird Shuttle Jakarta-Bandung. Kemudian menurunnya pendapatan dari Airport dan Cititrans. Perseroan juga melakukan penutupan di sebagian pool taksi. (SKO)