<p>Logo baru PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI / Kai.id</p>
Nasional

Astaga! Kereta Api Indonesia Terjungkal Jadi Rugi Rp2,4 Triliun

  • Berdasarkan laporan keuangan KAI yang dirilis di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 26 Oktober 2020, perseroan membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp2,37 triliun pada kuartal III-2020. Padahal, KAI pada periode yang sama tahun sebelumnya masih laba Rp1,52 triliun.

Nasional
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI harus menderita kerugian yang tinggi pada periode Januari-Desember 2020.

Berdasarkan laporan keuangan KAI yang dirilis di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 26 Oktober 2020, perseroan membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp2,37 triliun pada kuartal III-2020. Padahal, KAI pada periode yang sama tahun sebelumnya masih laba Rp1,52 triliun.

Kerugian terjadi akibat merosotnya pendapatan KAI yang anjlok 31,5% menjadi Rp12,19 triliun dari sebelumnya Rp17,82 triliun. Penurunan paling besar terjadi pada pendapatan angkutan 39% menjadi Rp9,8 triliun. Namun, masih ditahan oleh pendapatan konstruksi yang melesat 58,2% menjadi Rp2,3 triliun.

Pada saat yang sama, perusahaan pelat merah ini hanya berhasil menekan beban pokok pendapatan dari Rp12,86 triliun menjadi Rp12,08 triliun. Sehingga, laba kotor yang dibukukan terjungkal 97,7% menjadi Rp113,2 miliar.

KAI akhirnya harus menelan pil pahit akibat terjadi kerugian bersih periode berjalan senilai Rp2,41 triliun. Padahal, periode Januari-September 2019, KAI masih mampu membukukan laba bersih periode berjalan senilai Rp1,49 triliun.

Sebagai catatan, KAI juga memiliki utang bank jangka pendek Rp3,7 triliun dan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo setahun Rp900,9 miliar. KAI juga masih memiliki pinjaman jangka panjang Rp11,3 triliun dan obligasi Rp3,99 triliun.

Per 30 September 2020, total aset KAI mencapai Rp47,4 triliun. Sedangkan, total liabilitas KAI mencapai Rp30,1 triliun dan ekuitas Rp17,29 triliun. (SKO)