<p>Gedung Bank Danamon. / Danamon.co.id</p>
Industri

Duh! Laba Bank Danamon Q3-2020 Anjlok Jadi Rp1,4 Triliun

  • Laba bersih Bank Danamon yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp1,4 triliun, anjlok 36,3% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,2 triliun.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencatat penurunan laba yang cukup dalam pada kuartal III-2020.

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp1,4 triliun, anjlok 36,3% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,2 triliun.

Begitu pula dengan pendapatan perseroan yang terkontraksi 3,1% dari Rp9,5 triliun per September 2019 menjadi Rp9,2 triliun per September 2020.

Aset perseroan pada periode ini juga ikut turun 10,2% yoy menjadi Rp175,8 triliun dibandingkan Rp195,8 triliun per September 2019.

Sementara itu, penyaluran kredit pada periode ini tercatat sebesar Rp105,2 triliun, lebih rendah 1,5% ketimbang akhir tahun 2019 sebesar Rp106,9 triliun.

Meskipun demikian, Direktur Utama Bank Danamon Yasushi Itagaki menjelaskan, kredit di segmen enterprise banking (EB) terus berekspansi.

“Didukung oleh kolaborasi yang kuat dengan MUFG, kredit segmen EB tumbuh sebesar 26 persen dibandingkan tahun lalu,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Rabu, 28 Oktober 2020.

Kredit segmen EB terdiri dari korporasi, komersial, dan institusi keuangan sebesar Rp53,1 triliun. Kemudian usaha kecil menengah (UKM) dan kredit konsumer masing-masing Rp25,8 triliun dan Rp11,6 triliun per September 2020.

Kualitas Kredit

Pada periode ini, Yasushi menyebut bahwa perseroan mampu menjaga kualitas kredit, ditunjukkan oleh rasio kredit bermasalah atau non-performing-loan (NPL) yang sedikit lebih rendah dibandingkan September 2019.

NPL gross tercatat 3,45%, turun dari 3,52% per September 2019. Pun dengan NPL net sebesar 1,51%, turun dari 2,65% pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) Bank Danamon juga masih tumbuh 7,6% sebesar Rp120,4 triliun dibandingkan akhir 2019 sebesar Rp111,8 triliun.

Penghimpunan dana tersebut terdiri dari giro sebesar Rp23,4 triliun, tabungan Rp39,7 triliun, dan deposito Rp57,2 triliun.

Yasushi menambahkan, rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) perseroan juga tumbuh tinggi sebesar 24,9 % dengan modal tier-1 sebesar Rp38,4 triliun. (SKO)