<p>Kota Kasablanka adalah salah satu properti milik PT Pakuwon Jati Tbk. / Pakuwonjati.com</p>
Industri

Duh! Laba Bersih Pemilik Kokas dan Gancit Kuartal I-2020 Ambrol 90,74%

  • Akun kerugian kurs mata uang asing menjadi kontributor terbesar yang menyebabkan perusahaan mencatat penurunan laba bersih.

Industri

wahyudatun nisa

JAKARTA – Emiten real estate PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) membukukan kinerja yang lesu sepanjang kuartal I-2020. Laba bersih pemilik mal Kota Kasablanka (Kokas) dan Gandaria City (Gancit) ini ambrol hingga 90,74% (year-on-year/yoy).

Mengutip laporan keuangan yang dirilis perusahaan properti bermarkas di Surabaya itu pada Jumat, 26 Juni 2020, laba bersih periode tersebut tercatat hanya sebesar Rp66,76 miliar turun drastis dari perolehan pada kuartal I-2019 yakni sebesar Rp720,95 miliar.

Alhasil, laba per saham pun ikut merosot dari yang semula senilai Rp14,97 pada triwulan pertama tahun lalu menjadi Rp1,39 pada periode yang sama di tahun ini.

Anjloknya kinerja emiten bersandi saham PWON itu, ikut didukung oleh menurunnya pendapatan perusahaan menjadi sebesar Rp1,65 triliun per 31 Maret 2020. Angka itu turun tipis 3,53% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,71 triliun.

Rugi Kurs Membengkak

Akun kerugian kurs mata uang asing menjadi kontributor terbesar yang menyebabkan perusahaan mencatat penurunan laba bersih. Pada periode tersebut, nilai kerugian kurs mencapai Rp557,62 miliar yang membengkak hingga 88,7% dibandingkan dengan kuartal I-2019 yakni Rp63,02 miliar.

Sejumlah pos beban pun mengalami peningkatan, sehingga laba bersih perusahaan real estate itu semakin tersungkur. Beban penjualan naik 3,27% secara tahunan, dari Rp51,01 miliar menjadi Rp52,68 miliar. Beban umum dan administrasi naik 6,25% dari Rp72,23 miliar menjadi Rp76,75 miliar.

Beban keuangan juga ikut meningkat sebesar 14,53% yoy. Pada tiga bulan pertama tahun lalu tercatat sebesar Rp60,54 miliar, sedangkan tahun ini menjadi sebesar Rp69,35 miliar. Kerugian dari entitas asosiasi juga meningkat menjadi Rp2,38 miliar dari sebelumnya hanya Rp1,01 miliar.

Pada triwulan pertama tahun ini, perusahaan pun memikul kerugian dari instrumen keuangan derivatif sebesar Rp53,86 miliar, padahal tahun lalu pos itu menghasilkan keuntungan sebesar Rp16,1 miliar. Tak hanya itu, pos penghasilan bunga pun menurun dari Rp71,09 miliar menjadi Rp59,27 miliar.

Di sisi liabilitas, selama tiga bulan pertama tahun ini, nilai liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp9,8 triliun naik dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp7,99 triliun. Sementara itu, ekuitas perusahaan tercatat senilai Rp16,76 triliun per 31 Maret 2020, menyusut dari Rp18,09 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Total aset perusahaan pun meningkat dibandingkan tiga bulan pertama tahun 2019. Pada kuartal I-2020 nilai aset perusahaan sebesar Rp26,56 triliun, sementara kuartal I-2019 sebesar Rp26,09 triliun. (SKO)