Duh, Pendangkalan Pelabuhan Ganggu Ekspor Batu Bara dan Sawit Bengkulu
BENGKULU- Ekspor sejumlah komoditas unggulan daerah Bengkulu terhambat lantaran alur di Pelabuhan Pulau Baai kerap mengalami pendangkalan. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Bengkulu Ardhani Naryasti mengatakan ada dua produk unggulan Bengkulu yang saat ini permintaannya cukup tinggi dil uar negeri yaitu batu bara dan cangkang kelapa sawit. Namun ekspor terkendala karena […]
Industri
BENGKULU- Ekspor sejumlah komoditas unggulan daerah Bengkulu terhambat lantaran alur di Pelabuhan Pulau Baai kerap mengalami pendangkalan.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Bengkulu Ardhani Naryasti mengatakan ada dua produk unggulan Bengkulu yang saat ini permintaannya cukup tinggi dil uar negeri yaitu batu bara dan cangkang kelapa sawit. Namun ekspor terkendala karena kapal besar tak bisa bersandar di Pelabuhan Pulau Baai.
“Permintaan untuk cangkang sawit itu luar biasa banyak sekali. Sayangnya ekspor ini tidak bisa terealisasi karena adanya pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai. Sehingga kapal tidak bisa merapat,” katanya Sabtu 18 Juli 2020.
Dia menjelaskan para pengusaha cangkang kelapa sawit di Bengkulu akhirnya memilih melakukan ekspor melalui pelabuhan lain seperti melalui Pelabuhan Bakauheni Lampung dan Pelabuhan Teluk Bayur Padang.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Jika ekspor tetap dipaksakan melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, kata dia, maka biaya transportasi bertambah. Karena, membutuhkan kapal tongkang untuk mengangkat cangkang dari dermaga ke tengah laut untuk kemudian dipindahkan ke kapal yang lebih besar.
“Kapal yang tidak bisa menepi itu akhirnya melakukan ekspor dengan kapal tongkang dulu, kemudian baru diangkut ke tengah untuk dipindahkan ke kapal. Inilah yang kemudian menghambat ekspor,” paparnya.
Pengerukan pada Agustus
GM PT Pelindo II Cabang Bengkulu Silo Santoso sebagaimana dilaporkan Antara mengatakan pihaknya sedang merencanakan pengerukan alur pelabuhan pada Agustus mendatang.
Silo mengatakan dari panjang alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu yang sekitar tiga kilometer. Pada spot tertentu, lanjut dia, mengalami pendangkalan dengan kedalaman lima meter LWS.
Ia mengakui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu merupakan salah satu pelabuhan yang paling cepat mengalami pendangkalan dibandingkan pelabuhan lainnya di Indonesia.
Pada Desember 2019 pihaknya sudah melakukan pengerukan alur di kedalaman 10 meter LWS. Saat itu perusahaan telah mengeluarkan hampir 600 ribu meter kubik pasir, namun saat ini sudah kembali mengalami pendangkalan.
Pihaknya hanya bisa melakukan pengerukan alur pelabuhan sebanyak satu kali dalam satu tahun. Ini karena biaya untuk setiap kali pengerukan sangat besar bisa mencapai Rp50 hingga Rp60 miliar.