Duh! Ekonomi RI Kuartal II-2020 Anjlok 5,32%
JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 merosot ke level minus 5,32% secara tahunan jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal II-2019. Angka ini lebih rendah dari prediksi Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang mematok kontraksi di level minus 3,8% atau dalam skala antara minus 3,5% hingga minus 5,1%. “Kontraksi paling dalam berasal […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 merosot ke level minus 5,32% secara tahunan jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal II-2019.
Angka ini lebih rendah dari prediksi Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang mematok kontraksi di level minus 3,8% atau dalam skala antara minus 3,5% hingga minus 5,1%.
“Kontraksi paling dalam berasal dari sektor transportasi dan pergudangan yang minus 30,84% dibanding kuartal pertama tahun ini,” kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu, 5 Agustus 2020.
Suhariyanto mencatat, dari 17 sektor hanya ada 7 sektor yang tumbuh lambat, kecuali sektor informasi dan komunikasi yang justru tumbuh 10,88%. Pertumbuhan ini terjadi karena ada peningkatan belanja iklan televisi, penggunaan data internet, dan jumlah pelanggan jasa internet.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Sektor ini jadi satu-satunya yang tumbuh positif sedangkan enam sektor lainnya tumbuh melambat,” imbuh Suhariyanto.
Meski kontribusi per sektor berubah, Suhariyanto memeparkan bahwa struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia tidak banyak berubah. Lima sektor penyumbang terbesar adalah sektor industri, pertanian, konstruksi, perdagangan, dan pertambangan.
Alhasil, pemulihan perekonomian Indonesia sangat bergantung pada kelima sektor tersebut. Pasalnya, lima sektor akan berpengaruh pada konsumsi rumah tangga yang akan mendongkrak PDB.
Di kuartal pertama tahun ini, Indonesia hanya mampu tumbuh mencapai 2,97% saja, padahal rerata pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5%. Pada kuartal III yang diproyeksi bakal membaik sekitar minus 1% hingga tumbuh positif 1,2%.
Untuk kuartal IV, pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di zona positif 1,6% hingga 3,2%.