Duh! Sudah Akhir Tahun Tapi Anggaran Dana PEN Masih Sisa Rp230,8 Triliun
- Realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 14 Desember 2021 baru mencapai 69,8% menjadi Rp513,89 triliun dari pagu anggaran Rp744,77 triliun. Artinya, sisa dana PEN yang belum terserap mencapai Rp230,8 triliun.
Industri
JAKARTA -- Realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 14 Desember 2021 baru mencapai 69,8% menjadi Rp513,89 triliun dari pagu anggaran Rp744,77 triliun. Artinya, sisa dana PEN yang belum terserap mencapai Rp230,8 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan total dana yang terserap tersebut dihitung hingga 10 Desember 2021 dengan realisasi terbesar masih dari Klaster Perlindungan Sosial (Perlinsos).
"Program PEN ini juga akan dilanjutkan di 2022 dengan alokasi anggaran sebesar Rp414 triliun dengan fokus pada bidang kesehatan, perlindungan sosial, dan penguatan pemulihan ekonomi. Alokasi anggaran ini berpotensi meningkat mengikuti kebutuhan penanganan COVID-19," katanya dalam Tempo Economic Briefing 2022, Selasa, 14 Desember 2021.
- Transisi Energi Peluang Bisnis yang Semakin Menarik, Pertamina Janji Turunkan Emisi Karbon
- Perusahaan Distributor Gas Alam Asal Indonesia GTS Internasional (GTSI) Siap Kirim LNG Ke Benoa, Bali
- Bangun Pabrik di Sumut, Inalum Siap Produksi Turunan Aluminium 50.000 Ton per Tahun
Dia menjelaskan realisasi Klaster Perlinsos mencapai Rp152 triliun (81%), kemudian diikuti Klaster Kesehatan Rp143,29 triliun (66%), Klaster Program Prioritas Rp83,64 triliun (70,9%), Dukungan UMKM Rp77,73 triliun (48%) dan insentif kesehatan Rp62,86 triliun.
Pemerintah, kata dia, juga telah memberikan dukungan peningkatan akses pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tahun ini, plafon pembiayaan KUR mencapai Rp285 triliun.
Pemerintah juga memberikan relaksasi kebijakan KUR untuk memudahkan pembiayaan bagi UMKM selama masa pandemi.
Airlangga berharap penyaluran dana PEN bisa membantu pemulihan ekonomi di tengah penyebaran virus COVID-19 varian Omicron.
Sejalan dengan konsistensi penurunan kasus harian COVID-19 yang diiringi dengan pelonggaran PPKM di berbagai daerah, indikator ekonomi pun diperkirakan juga akan mulai kembali menguat di kuartal IV-2021.
"Namun, kita tetap perlu mengantisipasi potensi lonjakan ke depan yang akan terjadi pada Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu, keseimbangan antara ‘rem dan gas’ akan terus dijaga agar momentum pemulihan ekonomi tidak terganggu," ungkap Airlangga.