<p>PT Batam Sentralindo (PT BS), pengembang kawasan industri Westpoint Maritime Industrial Park (WMIP). / Dok. Perseroan</p>
Industri

Dukung Batam Jadi Tujuan Investasi Migas, Batam Sentralindo Buka Peluang Kerja Sama Bisnis

  • BATAM – PT Batam Sentralindo (PT BS) membuka diri untuk dapat bekerja sama dengan para investor yang akan menanamkan investasinya di Batam. Pengembang kawasan industri Westpoint Maritime Industrial Park (WMIP) ini berharap, langkah tersebut bisa mendukung upaya pemerintah Indonesia dan Pemprov Kepulauan Riau (Kepri), untuk menjadikan Batam sebagai daerah tujuan investasi di sektor minyak dan […]

Industri
Issa Almawadi

Issa Almawadi

Author

BATAM – PT Batam Sentralindo (PT BS) membuka diri untuk dapat bekerja sama dengan para investor yang akan menanamkan investasinya di Batam. Pengembang kawasan industri Westpoint Maritime Industrial Park (WMIP) ini berharap, langkah tersebut bisa mendukung upaya pemerintah Indonesia dan Pemprov Kepulauan Riau (Kepri), untuk menjadikan Batam sebagai daerah tujuan investasi di sektor minyak dan gas bumi (migas),  

Untuk merealisasikan rencana itu, PT BS membangun dan mengembangkan kawasan industri WMIP yang memiliki lokasi strategis di Batam. Bahkan, sebagian kawasan WMIP seluas 75 hektare juga telah disewa oleh Sinopec Group untuk pembangunan depo minyak dengan kapasitas 2,6 juta m3.

Senior Manager PT BS Paulus Khierawan menuturkan, lokasi kawasan industri WMIP yang berjarakr 4,8 km dari Selat Malaka dengan kedalaman laut 23-25 meter, menjadi lokasi yang strategis.

“Dengan keunggulan yang kompetitif, kawasan industri ini dapat menampung kapal jenis VLCC-Very Large Crude Carrier 300,000 DWT. Sesuai Ijin Usaha Kawasan Industri (IUKI) yang dimiliki, kawasan WMIP dapat dikembangkan hingga seluas 320 hektar,” ungkap Paulus melalui keterangan tertulis, Minggu, 14 Juni 2020.

Paulus juga bilang, ada lahan seluas 245 Ha yang sedang dikerjakan untuk area perluasan di WMIP yang dapat digunakan untuk pembangunan kilang minyak, sektor hilir (downstream) seperti petrochemical, dan juga pabrik methanol yang menggunakan feedstock dari gas alam Natuna.

“Sebagai pengembang, kami membuka diri untuk mengundang masuknya investor migas ke Batam yang juga merupakan kawasan Free Trade dan Free Port Zone (FTZ),” jelas Paulus.

Sebagai salah satu kawasan industri terdepan di Batam, WMIP telah mendapat status Kemudahan Investasi Langsung Kontruksi (KLIK) dari Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM). Status KLIK ini juga membuktikan bahwa kawasan WMIP sudah memenuhi standar fasilitas dan sarana infrastruktur yang ditetapkan oleh BKPM. 

Dengan adanya fasilitas KLIK tersebut konstruksi fisik proyek dapat langsung dikerjakan secara bersamaan dengan proses pengurusan perijinan melalui bantuan manajemen kawasan industri.

“Sebagai pengembang WMIP, kami selalu patuh dan taat mengikuti ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tertib administrasi yang selalu kami lakukan merupakan bagian dari komitmen untuk memberikan kepastian hukum bagi para investor yang akan berinvestasi di WMIP,” tegas Paulus. (SKO)