<p>ilustrasi</p>

Dukung Budidaya Perikanan, Barata Indonesia Kembangkan Teknologi Kincir Air Hemat Energi

  • JAKARTA-PT Barata Indonesia (Persero) baru-baru ini mengembangkan Teknologi kincir air hemat Energi dari bahan lokal. Kincir air tersebut, rencananya akan digunakan untuk mendukung program budidaya perikanan nasional, khususnya udang. Inovasi ini adalah buah dari inisiasi dan kolaborasi badan riset lintas instansi, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), […]

Reky Arfal

Reky Arfal

Author

JAKARTA-PT Barata Indonesia (Persero) baru-baru ini mengembangkan Teknologi kincir air hemat Energi dari bahan lokal. Kincir air tersebut, rencananya akan digunakan untuk mendukung program budidaya perikanan nasional, khususnya udang.

Inovasi ini adalah buah dari inisiasi dan kolaborasi badan riset lintas instansi, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Poltek KP Sidoardjo, serta tim Barata Indonesia.

Direkur Keuangan dan SDM Rahman Sadikin mengatakan langkah kerjasama tersebut merupakan respon Perseroan terhadap tantangan bisnis di tengah pemulihan ekonomi nasional secara adaptif melalui pengembangan bisnis kincir air.

“Kincir air yang ada di pasaran harganya relatif mahal dan biaya operasional serta perawatannya pun besar. Merespon hal ini Barata sebagai BUMN manufaktur berkolaborasi membuat inovasi teknologi kincir air hemat energi dari 100 persen bahan lokal,” kata Rahman.

Kincir air merupakan salah satu sarana budidaya perikanan yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan keseimbangan dalam ekosistem perairan tambak. Kincir air memiliki fungsi sebagai penyuplai oksigen perairan tambak dan membantu dalam proses pemupukan dan pencampuran karakteristik air tambak lapisan atas dan bawah.

Pengoperasian kincir air juga dapat membantu pembersihan kotoran-kotoran yang ada di dasar tambak sehingga kualitas air pun dapat stabil.

Kolaborasi Nyata

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Safri Burhanuddin mengapresiasi dan langkah inovasi buatan anak negeri ini. Bahwa produk kincir air tambak merupakan kolaborasi yang luar biasa dan nyata antara Perguruan Tinggi Vokasi dengan Industri.

“Sehingga ke depan kebutuhan sarana prasarana untuk peningkatan ekspor udang ini dapat dipenuhi dari hasil inovasi dalam negeri dan menjadi produk kebanggaan Nasional,” jelasnya.

Berdasarkan program dari Kemenko Marves, rencananya kebutuhan kincir air hingga tahun 2024 mencapai angka 1,5 juta unit. Hal ini dilakukan guna mendukung peningkatan budidaya udang lokal untuk ekspor hingga 250%.

Dalam hal ini, Barata sebagai BUMN Manufaktur berkomitmen dalam meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di semua proyek-proyek strategis nasional juga produk manufaktur yang dihasilkan.

“Inovasi Teknologi Kincir Air ini merupakan kontribusi nyata Barata dalam peningkatan ekspor udang yang kualitasnya tidak kalah dari impor,” tukas Rahman Sadikin.