Dukung ESG, Lippo Karawaci Optimalkan Penggunaan Air
- Lippo menargetkan pada 2030 mendatang sebesar 20% dari total konsumsi air berasal dari sumber air berkelanjutan.
Nasional
JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (Lippo Karawaci) mendukung penerapan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dengan melakukan optimalisasi penggunaan air dan pengolahan limbah yang baik dalam operasional perusahaan.
Lippo Karawaci berusaha untuk mengurangi konsumsi air dan limbah yang dihasilkan di area operasi. Hal itu penting karena berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan penghuni, pasien, penyewa, dan pengunjung dari perusahaan tersebut.
Dikutip dari Laporan Berkelanjutan perusahaan tahun 2022, Rabu 8 Agustus 2023, Lippo berkomitmen menerapkan pengelolaan air secara hati-hati di seluruh unit bisnisnya. Mengingat Indonesia merupakan daerah dengan risiko kekurangan air “tinggi” hingga “sangat tinggi”, Lippo menyadari pentingnya mengurangi konsumsi air dan meningkatkan efisiensi penggunaan air.
Data tersebut didasarkan pada Atlas Risiko Air Saluran Air dari World Resources Institute. Berbagai protokol dan kebijakan ketat diterapkan untuk memantau, mengurangi, dan menghemat air. Tidak luput pula jika setiap bulan terdapat laporan konsumsi air untuk menandai pergeseran yang signifikan pada tingkat konsumsi air.
Secara berkala Lippo melakukan audit untuk menilai penggunaan air mereka dan efisiensinya. Audit tersebut dilakukan pada seluruh unit bisnisnya. Pemafaatan teknologi untuk efisiensi dan optimalisasi penggunaan air juga dilakukan Lippo. Perusahaan memasang keran hemat air dan sensor air pada toilet dan tempat cuci tangan.
Langkah lainnya yaitu dengan engurangi penggunaan air di kamar mandi melalui penyesuaian kapasitas penyiraman dan menempatkan pemberat di dalam tangki air toilet untuk mengurangi volume air yang digunakan untuk penyiraman serta mengganti perlengkapan dan pipa air yang lama.
Lippo Karawaci juga melakukan investasi signifikan untuk meningkatkan kemampuan dalam mendaur ulang air hujan dan air limbah guna menambah sumber air. Air hujan dan air limpasan akan ditampung dalam kolam retensi untuk diolah dan digunakan kembali. Sistemnya seperti siklus perputaran air pada alam.
Adapun air limbah, Lippo mengolahnya kembali untuk digunakan pada kegiatan operasional perusahan seperti seperti irigasi, pembersihan saluran air, menara pendingin, dan toilet flushing. Lippo menetapkan target pada 2030 mendatang sebesar 20% dari total konsumsi air berasal dari sumber air berkelanjutan.
- PSSI dan FIFA Pilih JIS jadi Venue Pembuka Piala Dunia U-17
- Kekayaan Kylie Jenner Usai Rilis Boneka Bratz
- Medco E&P dan PLN Teken Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik untuk Kurangi Emisi GRK
Tidak hanya itu, Lippo juga memperhatikan betul pengolahan dan distribusi air. Guna mengurangi hilangnya air saat proses distribusi, Lippo menerapkan empat penting. Pertama yaitu pemggantian pipa lama dan rusak dengan pipa highdensity polyethylene (HDPE).
Kedua yaitu mengecek efisiensi kinerja sistem backwash filter di instalasi pengolahan air, Ketiga, memperbaiki kebocoran dengan segera dan secara responsif dan terakhir secara regular mengganti alat pengukur jumlah air yang digunakan pada proses distribusi dan produksi air.
Dalam hal pembuangan limbah air, Perusahaan ini mematuhi semua peraturan daerah terkait pembuangan air limbah. Tidak luput juga Lippo juga memastikan tidak adanya dampak yang ditimbulkan terhadap keanekaragaman hayati lokal dari pembuangan limbah air tersebut.
Semua air limbah yang dibuang dari wilayah operasional Lippo telah diolah terlebih dahulu melalui instalasi pengolahan air limbah yang bersertifikasi. Instalasi tersebut sebagian besar berada di lokasi wilayah operasional yang akan mengolah air sebelum dibuang atau didaur ulang.