Karyawan melakukan transaksi melalui mesin ATM  di kantor pusat Bank Tabungan Negara (BTN), Jalan Gajahmada, Jakarta Pusat, Selasa, 9 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Dukung Green Economy, BTN (BBTN) Siap Biayai 150 Ribu Rumah Rendah Emisi

  • BTN menargetkan untuk membiayai pembangunan 150.000 unit Rumah Rendah Emisi pada tahun 2029. Ini adalah komitmen perseroan dalam mendukung pemerintah mengakselerasi penyediaan rumah layak huni, sehat, dan ramah lingkungan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pemerintah mengakselerasi penyediaan rumah layak huni, sehat, dan ramah lingkungan dengan memacu pembangunan Rumah Rendah Emisi. BTN menargetkan untuk membiayai 150.000 unit Rumah Rendah Emisi pada tahun 2029.

Ketua Satgas Perumahan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, Hashim S. Djojohadikusumo, menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif BTN ini, yang sejalan dengan program pemerintahan baru untuk membangun satu juta rumah di perkotaan dan dua juta rumah di desa setiap tahun di seluruh Indonesia.

Menurutnya, pembangunan Rumah Rendah Emisi akan meningkatkan pasokan rumah berkualitas sekaligus menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang.  "Inisiatif ini juga akan menjadikan ekonomi hijau lebih terjangkau dengan meningkatnya permintaan terhadap komponen ramah lingkungan," ujar Hashim pada Kamis, 29 Agustus 2024. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menegaskan bahwa sektor perumahan merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi karbon, baik dari penggunaan energi, proses konstruksi, hingga pemeliharaannya. BTN berkomitmen untuk mempercepat ketersediaan Rumah Rendah Emisi demi menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. 

"Tahun ini, kami telah membangun 1.000 unit Rumah Rendah Emisi dengan minimal 10% material ramah lingkungan. Pada 2029, kami menargetkan pembangunan 150.000 unit dengan 30% penggunaan material ramah lingkungan," ujar Nixon.

Sebagai bagian dari proyek percontohan, BTN menggunakan material ramah lingkungan seperti floor decking yang mengandung 3,6 kilogram sampah plastik serta paving block yang mengandung 2 kilogram sampah plastik per meter persegi. 

Dengan target ini, BTN diproyeksikan mampu mengurangi lebih dari 1,7 juta kilogram sampah plastik dan menekan emisi karbon hingga 2,42 ton CO2, setara dengan penanaman 110.000 pohon di atas lahan seluas 323 hektar.

BTN juga mendorong para pengembang Rumah Rendah Emisi untuk memenuhi standar efisiensi energi, air, pengelolaan sampah, dan pengurangan polusi. Rumah ramah lingkungan ini diharuskan memiliki ventilasi yang memadai, plafon tinggi, serta rasio jendela terhadap tembok sebesar 15%-30% untuk memastikan sirkulasi udara yang baik. 

Nixon bilang efisiensi air diterapkan melalui penggunaan keran dengan debit kecil, sanitasi yang baik, sumur resapan, dan air bersih dari PDAM. Untuk pengolahan sampah, rumah ini harus dilengkapi dengan bak sampah pilah. 

Selain itu, setiap rumah diwajibkan menanam satu tanaman penyerap emisi karbon dan menggunakan minimal 10% material ramah lingkungan pada dinding dan lantai, serta memiliki ruang terbuka hijau sebesar 10% dari total luas kawasan."Kami percaya, hunian yang layak, sehat, dan ramah lingkungan akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya," tambah Nixon.

Sebagai tambahan, sejak 1976, BTN telah menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk 5,2 juta unit rumah melalui skema subsidi, non-subsidi, dan pembiayaan perumahan syariah. Dalam mendukung Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan sejak 2015, BTN telah menyalurkan KPR untuk 1,9 juta unit rumah dengan nilai total Rp 403,5 triliun.