Dukung Hilirisasi Nikel, Chandra Asri (TPIA) Gandeng INA Bangun Pabrik Chlor-Alkali
- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) dan Indonesia Investment Authority (INA) menyepakati pembangunan pabrik chlor-alkali
Korporasi
JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) dan Indonesia Investment Authority (INA) menyepakati pembangunan pabrik chlor-alkali.
INA, bersama dengan calon investor internasional lainnya, akan menjajaki rencana pembelian saham PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Chandra Asri yang telah didirikan sebagai special purpose vehicle untuk berinvestasi dalam pembangunan pabrik chlor-alkali.
Disebutkan, pabrik ini akan memproduksi lebih dari 400.000 metrik ton per tahun caustic soda (dikenal juga sebagai sodium hydroxide) dan 500.000 metrik ton per tahun ethylene dichloride (EDC).
“Melalui kerja sama ini, kami bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor caustic soda secara signifikan dan meningkatkan ketahanan ekonomi negara kita," kata Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah dalam keterbukaan informasi, Jumat 14 April 2023.
- Buana Finance Dapat Pinjaman Rp125 M dari Bank DKI
- Data Inflasi AS dan Risalah The Fed Dorong Kripto Bitcoin dkk untuk Terus Menguat
- Fakta, Para Ahli Ungkap Produk Tembakau Alternatif Lebih Rendah Risiko Bagi Kesehatan
- Dolar AS Masih Berpeluang Melemah karena The Fed Diprediksi Melunak, Rupiah Berpotensi Menguat
Presiden Direktur dan CEO Chandra Asri, Erwin Ciputra, mengatakan investasi aset hilir ini sejalan dengan strategi inti TPIA untuk mencapai pertumbuhan transformasional melalui PT Chandra Asri Perkasa (CAP2).
Sebagai komponen inti dari portfolio keseluruhan CAP2, lanjutnya, pabrik chlor-alkali ini akan membantu memenuhi kebutuhan Indonesia dan Asia Tenggara yang terus meningkat akan caustic soda dan EDC.
“Kami senang dapat menjajaki peluang kerjasama dengan INA dimana pabrik ini akan mengurangi impor Indonesia dan meningkatkan ekspor negara dengan cara yang bermakna dan berkelanjutan.”
Sebagai informasi, caustic soda merupakan bahan baku penting bagi industri hilir yang terus bertumbuh di Indonesia, seperti ekstraksi alumina, ekstraksi nikel, pengolahan air, produksi tekstil, produksi pulp dan kertas, serta produksi sabun dan deterjen.
Ethylene dichloride adalah bahan baku utama dari bahan kimia perantara untuk produksi polyvinyl chloride (PVC), yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi produk akhir termasuk konstruksi dan pengemasan.
"Investasi ini jelas mendukung ambisi Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, untuk memosisikan diri dalam rantai nilai kendaraan listrik global guna memenuhi kebutuhan caustic soda yang terus meningkat."