<p>Suasana di salah satu Stan Akulaku Finance Indonesia. / Dok. Akulaku</p>

Dukung Inklusi Keuangan Nasional, Akulaku Finance Aktif Berikan Edukasi ke Pelaku UMKM

  • Kemampuan yang penting untuk dimiliki seorang pengusaha UMKM adalah kemampuan manajemen keuangan yang baik untuk membawa bisnis mereka maju dan berkelanjutan

Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Dalam kondisi perekonomian Indonesia yang penuh tantangan, inklusi keuangan memiliki tiga peranan penting bagi perekonomian. Peranan tersebut antara lain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendorong proses pemulihan ekonomi nasional (PEN), dan untuk mendukung daya tahan ekonomi masyarakat terutama di masa pandemi.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai 64 juta. Angka tersebut menjadikan UMKM sebagai penyumbang terbesar dalam perekonomian dalam negeri. Namun, selama masa pandemi, sektor ini merupakan salah satu yang sangat terdampak.

Walaupun begitu, para pelaku UMKM sudah ada yang mulai bangkit dengan menerima bantuan dari pemerintah dalam skema PEN. Di sisi lain, berdasarkan survei Pricewaterhousecoopers (PwC) di tahun 2019, 74% UMKM di Indonesia belum mendapatkan akses pembiayaan. Alasannya karena minimnya pemahaman pelaku UMKM terkait inklusi keuangan.

Corporate Secretary PT Akulaku Finance Indonesia (Akulaku), Wildan Kesuma menganggap edukasi terhadap pelaku UMKM sangatlah penting guna meningkatkan literasi keuangan.

Dengan begitu, menurutnya para pelaku UMKM mendapatkan ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk dan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan.

“Inklusi keuangan bisa dikatakan terwujud kalau semua orang dapat mengakses layanan keuangan dengan mudah. Efek yang diharapkan tentu saja meningkatnya kemampuan ekonomi dan berkurangnya kemiskinan serta kesenjangan ekonomi,” ujar Wildan dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu.

Pentingnya Edukasi Hingga Manajemen Keuangan

Demi tercapainya target indeks inklusi keuangan Indonesia menjadi di atas 90% dalam waktu tiga tahun ke depan, Wildan bilang, pihaknya secara aktif melakukan edukasi kepada berbagai lapisan masyarakat termasuk pelaku UMKM.

Tujuannya untuk memberikan pemahaman mengenai pengelolaan keuangan usaha, khususnya pengelolaan pembiayaan produktif yang sesuai dengan kebutuhan UMKM.

“Akulaku Finance bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari pemerintah hingga media massa untuk mengedukasi masyarakat melalui berbagai kegiatan. Salah satunya adalah lewat webinar bersama dengan komunitas UMKM,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Penasihat Keuangan Ghita Argasasmita menyatakan, perlu adanya manajemen keuangan yang baik untuk mempertahankan bisnis dari kondisi ekonomi yang tidak stabil seperti sekarang ini.

“Kemampuan yang penting untuk dimiliki seorang pengusaha UMKM adalah kemampuan manajemen keuangan yang baik untuk membawa bisnis mereka maju dan berkelanjutan,” kata Ghita .

Ia menilai, beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM adalah menekan biaya operasional seefisien mungkin serta memisahkan rekening pribadi dan rekening usaha. Bila rekening usaha sudah terpisah, Ghita menjamin, arus bulanan akan terlihat dengan jelas.

“Hal ini juga akan meminimalisir kemungkinan mengalami krisis uang kas yang diakibatkan oleh penarikan uang tunai untuk keperluan pribadi,” ungkap Ghita yang juga merupakan pendiri Integrita Financial.

Tingkatkan Kapasitas UMKM

Setelah hal di atas telah dilakukan, lanjut Ghita, pelaku UMKM dapat menggunakan data laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan untuk menambah modal usaha melalui fasilitas pembiayaan keuangan.

Menanggapi kebutuhan pembiayaan yang mungkin muncul, Wildan menyampaikan bahwa produk pembiayaan digital dari Akulaku Finance Indonesia dapat digunakan sesuai kebutuhan. Selain itu, syarat pengajuannya juga cukup praktis.

Tak hanya itu, terang Wildan, Akulaku juga memiliki beberapa produk keuangan digital salah satunya adalah Limit Kredit. Yaitu kredit virtual yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi dengan metode cicilan melalui e-commerce seperti Bukalapak.

Kemudian ada KTA Asetku di mana merupakan co-branded product bersama dengan platform pinjaman online Asetku yang menyediakan layanan pinjaman fasilitas tunai hingga Rp3 juta dengan tenor pendek.

“Ada juga Dana cicil yang menyediakan layanan pinjaman tunai tanpa jaminan seperti KTA Asetku, tetapi dengan nominal pinjaman lebih besar hingga Rp15 juta dengan tenor 2 hingga 12 bulan,” papar Wildan .

Salah satu pelaku UMKM yang merupakan pelapak Bukalapak, Ressy Chandra telah sukses menjalankan bisnisnya. Ia juga berhasil meningkatkan kapasitas produksi hingga menjadi bisnis yang berkelanjutan dengan memiliki toko dan banyak karyawan.

“Awalnya saya pun sama seperti kebanyakan pelapak yang buta akan keuangan. Hingga saya mengubah pola pencatatan keuangan saya. Dari situ kas keuangan saya mulai jelas dan saat saya lihat ada lebihan laba saya beranikan untuk mengajukan pinjaman untuk mengisi toko offline dan kelebihan laba itu saya bayarkan untuk bayar cicilan,” ungkap Ressy .

Ressy beranggapan, hadirnya jasa pembiayaan digital seperti Akulaku telah memberi dampak positif. Katanya akses pembiayaan menjadi sangat mudah bagi pelaku UMKM seperti dirinya di era digital seperti sekarang ini. (SKO)