<p>Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat. / Dok. Kementerian PUPR</p>
Gaya Hidup

Dukung MotoGP 2021 di Lombok, 915 Rumah Telah Disulap Jadi Homestay

  • JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan sebanyak 915 rumah tidak layak huni di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah dialihfungsikan menjadi homestay. Program rumah ini merupakan untuk mendukung ajang MotoGP 2021 di Lombok dan kawasan pariwisata Mandalika. “Kami telah menyelesaikan 915 RTLH menjadi rumah yang layak huni melalui Program Sarana Hunian […]

Gaya Hidup
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan sebanyak 915 rumah tidak layak huni di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah dialihfungsikan menjadi homestay. Program rumah ini merupakan untuk mendukung ajang MotoGP 2021 di Lombok dan kawasan pariwisata Mandalika.

“Kami telah menyelesaikan 915 RTLH menjadi rumah yang layak huni melalui Program Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) guna mendukung ajang MotoGP di NTB,” ujar Direktur Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR KM Arsyad, dalam keterangan resmi, Senin, 18 Januari 2021.

Arsyad menerangkan, dari 915 rumah tersebut, sebanyak 817 unit berada di Kabupaten Lombok Tengah. Adapun lokasi bedah rumah dilaksanakan di sepankang koridor masuk Kawasan Mandalika sebanyak 517 dan sekitar 300 unit rumah lainnya dibedah untuk rumah singgah dan homestay serta usaha lainnya guna mendukung pariwisata. Sedangkan sisanya sebanyak 98 unit dibangun di Kabupaten Lombok Utara.

“Total anggaran pelaksanaan Program Sarhunta untuk 915 unit rumah sekitar Rp62,22 miliar,” ujar Arsyad.

Lebih lanjut, Arsyad menjelaskan 300 rumah yang akan dijadikan homestay itu tersebar di beberapa lokasi antara lain Kute, Grupuk, Sukadana dan Selong Balanak. Sisanya  sebanyak 98 tersebar di Kabupaten Lombok Utara dan Tiga Gili Tramena yakni Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air.

Arsyad  juga berharap kepada pemerintah daerah dan para penerima bantuan bedah rumah serta homestay untuk dapat menjaga, mengelola, dan memanfaatkan rumah tersebut dengan baik. Apalagi rumah yang dibedah tersebut memiliki desain yang unik dan memiliki karakter tradisional namun memiliki fasilitas yang memadai untuk rumah singgah atau homestay bagi wisatawan.

“Kami berharap melalui Program Sarhunta ini selain rumah masyarakat menjadi lebih layak huni juga dapat mendukung fungsi pariwisata serta usaha lainnya, sehingga dapat memberikan keuntungan di daerah tujuan wisata,” katanya.

Nuansa Tradisional

Pada kegiatan tersebut, Direktur Rumah Swadaya bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Sandiaga S. Uno juga meninjau sejumlah rumah warga di Desa Gerupuk, Lombok Tengah yang telah selesai dibedah. Rencananya, rumah-rumah tersebut didesain sebagai homestay untuk para wisatawan yang akan berkunjung menyaksikan perhelatan MotorGP Mandalika.

Sementara itu, Sandiaga Uno juga memberikan apresiasi kepada Kementerian PUPR yang telah mendesain rumah warga yang sederhana namun terlihat mewah serta memiliki nuansa tradisional. Menurut dia, homestay ini dapat menjadi alternatif penginapan bagi wisatawan.

“Konsep penginapan ini sangat baik karena dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap namun dengan harga sewa yang terjangkau. Hal ini merupakan wujud nyata pembangunan infrastruktur yang berkeadilan karena masyarakat bersama pemerintah membangun rumah swadaya yang baik dan dapat menjadi tempat usaha bagi warga lokal,” ujarnya.