<p>Pengrajin menyelesaikan pembuatan batik di workshop Batik Marunda, di Rusun Marunda, Jakarta Utara, Selasa, 14 Juli 2020. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) M. Faisal mengatakan persoalan yang sekarang dihadapi UMKM tak hanya soal akses ke pembiayaan. Penurunan dari sisi permintaan juga berpengaruh terhadap kelangsungan UMKM, terutama mikro, yang tersengat langsung imbas pandemi covid &#8211; 19. Oleh karena itu, akses pasar sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha mikro. Pemerintah perlu memikirkan hal ini supaya kombinasi kebijakan yang telah diterbitkan pemerintah benar-benar menyentuh ke pokok persoalan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>

Dukung Usaha Kecil Ibu-ibu, Bank Jatim Gandeng Amartha Kucurkan Modal Hingga Rp500 Miliar

  • Bank Jatim memberikan total pendanaan sebesar Rp500 miliar kepada pelaku usaha mikro perempuan di desa dalam setahun ke depan.

Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) bekerja sama dengan entitas financial technology peer-to-peer lending (fintech P2P lending) untuk menyalurkan modal usaha.

Dengan menggandeng PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), Bank Jatim memberikan total pendanaan sebesar Rp500 miliar kepada pelaku usaha mikro perempuan di desa dalam setahun ke depan.

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, pendanaan ini guna mendukung pemulihan dan kemajuan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Provinsi Jawa Timur.

Sebagai salah satu badan usaha milik daerah (BUMD), pihaknya mendukung misi dagang dengan memaksimalkan produk-produk perbankan yang dimiliki. Baik dalam hal pembiayaan, transaksi keuangan dalam negeri maupun ekspor dan impor.

Ia bilang kolaborasi ini menjadi contoh sinergi kekuatan baru antara perbankan dan industri fintech dalam mendorong pemulihan perekonomian desa pascapandemi COVID-19. Selain itu juga sebagai pemberdayaan perempuan pengusaha mikro di Jatim.

“Keunggulan yang dimiliki Bank Jatim akan kebutuhan daerah dan pelaku UMKM Jawa Timur sekarang didukung oleh teknologi dan tim kerja. Selain itu, Amartha juga dianggap sanggup beradaptasi dengan cepat dan berinovasi,” ujar Basrul melalui keterangan resmi, Jumat 25 September 2020.

Selain itu, lanjutnya, kerja sama ini juga sebagai realisasi atas dorongan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menghendaki terciptanya kolaborasi saling menguntungkan antara perbankan konvensional dengan fintech.

Andi Taufan Garuda Putra, pendiri lembaga peer to peer Lending bernama Amartha. / Facebook @amarthaid

Fintech Lending Khusus Perempuan Perdesaan

Founder sekaligus CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengaku melihat ketangguhan ibu-ibu di desa yang ingin segera bangkit dari keterpurukan akibat krisis COVID-19. Ia menilai yang dibutuhkan oleh mereka adalah kesempatan untuk dapat memulihkan usahanya.

“Kami optimis kerja sama yang baru berjalan dengan Bank Jatim ini dapat mengakselerasi proses pemulihan ini. Sehingga mereka tidak hanya pulih tapi bisa bangkit lebih kuat dari sebelumnya,” kata mantan staf khusus Presiden ini.

Sejak membuka layanan di Jatim pada 2017, Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp928 miliar pendanaan modal kerja. Dana itu disalurkan kepada 280.000 perempuan pengusaha mikro di 3.165 desa yang tersebar di 23 kota dan kabupaten Jatim. Secara nasional, Amartha telah menyalurkan Rp2,6 triliun kepada 532.203 pelaku UMKM di daerah Jawa, Sumatera dan Sulawesi.