Dukung Wujudkan Layanan Onshore dalam Negeri, BDDC Operasikan JST1 Pusat Data Tier IV
- Lokasi data center menjadi semakin krusial, seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri terhadap layanan penyimpanan dan pengelolaan data.
Tekno
JAKARTA – Bersama Digital Data Centres (BDDC), penyedia pusat data dalam kota (in-town data centre) dengan interkonektivitas tinggi dan sistem digital terintegrasi, hari ini secara resmi mengoperasikan JST1 Pusat Data Tier IV. Ini sekaligus menjadi Indonesia Internet Exchange Kedua di Jakarta (IIX–JK2), sebagai bagian dari kolaborasi strategis dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Hadirnya BDDC JST1 dan IIX–JK2, merupakan bagian dari komitmen BDDC untuk mendukung upaya Pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan digital nasional melalui layanan onshore data center.
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Budi Arie Setiadi mengatakan industri data center terus berkembang pesat secara global seiring meningkatnya perkembangan teknologi digital.
- Belanda Mulai Kirim F-16 ke Ukraina, Mirage 2000 Prancis dalam Antrean
- Ikonik di Zamannya, Begini Sejarah Kotak Pos
- Budi Arie Sebut Apple Tak Mungkin Bangun Pabrik di Indonesia
“Harapannya dengan peresmian BDDC JST 1 ini dapat memacu pertumbuhan industri data center nasional serta meningkatkan daya saing sektor digital Indonesia, dan mendukung percepatan transformasi digital. Dalam hal ini artinya BDDC berkontribusi dalam penguatan dan pengadaan infrastruktur digital di Indonesia khususnya industri data center,” ujarnya dalam acara Grand Opening BDDC JST1 di Jakarta pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Budi juga menyoroti terkait pemusatan data center dalam negeri di mana data yang berada di server luar negeri dapat disimpan di data center di Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika berkomitmen untuk mendukung tumbuhnya ekosistem data center dan mendorong penguatan data center dalam negeri sebagai bentuk kesiapan infrastruktur digital di Indonesia. Pasar data center global diprediksi akan bertumbuh hingga 52.010 MW di tahun 2028.
Tren pertumbuhan ini juga terjadi di Asia Tenggara dengan ukuran pasar data center diproyeksikan mencapai 2.733 MW di tahun 2028. Sementara di Indonesia, pasar data center tumbuh mencapai US$3,37 miliar dan dari sisi investasi mencapai US$634 juta pada 2024.
Semakin Krusial
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Komisaris BDDC, Setyanto Hantoro menjelaskan lokasi data center menjadi semakin krusial, seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri terhadap layanan penyimpanan dan pengelolaan data. Penempatan data yang bersifat sensitif, seperti data pribadi, di server luar negeri berpotensi meningkatkan risiko kebocoran.
“Inilah mengapa keberadaan pusat data dalam negeri menjadi sangat penting," katanya. Menurutnya Inisiatif BBDC membangun kolaborasi dengan APJII dengan menjadikan JST1 sebagai IIX-JK2 untuk mendukung perkembangan infrastruktur dalam hal onshoring data center. Sekaligus menjadi bagian dari upaya untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan data sebagaimana telah diamanatkan dalam UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang berlaku Oktober tahun 2024 ini.
Dari kacamata industri, keberadaan data center di dalam negeri juga memberikan kontrol yang lebih besar bagi perusahaan atas data yang mereka kelola. Industri yang mengandalkan pemrosesan data dari semua sektor, membutuhkan jaminan bahwa data mereka tersimpan di lingkungan yang aman, berteknologi canggih, serta mematuhi standar keamanan global.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif mengatakan pertumbuhan industri yang pesat dan adanya fokus pada perlindungan data memerlukan IIX yang lebih andal dengan skalabilitas yang semakin tinggi.
Saat ini dengan puncak trafik yang telah mencapai lebih dari 13 Tbps APJII tengah fokus untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas infrastruktur yang menjadi tulang punggung ISP Indonesia, yakni berkolaborasi dengan BDDC JST1 membangun IIX–JK2.
IIX-JK2 dirancang untuk memberikan dukungan penuh terhadap pertumbuhan penyelenggara jasa internet indonesia (ISP) serta memperkuat lalu lintas data pada Indonesia Internet Exchange. "Kehadiran IIX–JK2 akan menghubungkan lebih banyak ISP dan juga partisipasi data center lainnya, sehingga peningkatan penetrasi dan kualitas internet di Tanah Air dapat dilakukan dengan lebih cepat,” kata Arif.
Adapun interconnectivity partner yang menjadi pelopor dalam kolaborasi APJII dengan BDDC JST1 yaitu Conversant, JLM, TBG, Siapnet, Weave, DC Connect, dan Moratel. Sebagai titik kumpul penyedia layanan internet, IIX–JK2 akan mendorong konektivitas yang lebih maksimal karena didukung dengan kapasitas yang lebih besar serta penerapan teknologi terbaru.