ukraina.jpg
Nasional

Dunia Semakin Tidak Aman, Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Baru

  • Total pengeluaran militer global pada 2022 mencapai rekor tertinggi baru yakni sebesar US$2.240 miliar atau sekitar Rp33.400 triliun (kurs Rp14.920). Meningkat 3,7 persen.

Nasional

Amirudin Zuhri

STOCKHLOM-Total pengeluaran militer global pada 2022 mencapai rekor tertinggi baru yakni sebesar US$2.240 miliar atau sekitar Rp33.400 triliun (kurs Rp14.920).  Meningkat 3,7 persen.

Laporan terbaru dari Stockholm International Peace Reserch Institute (SIPIR) menyebutkan pengeluaran militer di Eropa mengalami peningkatan paling tajam setidaknya dalam 30 tahun. Tiga pembelanja terbesar pada tahun 2022 tetap  Amerika Serikat, China, dan Rusia. Ketiganya  menyumbang 56 persen dari total belanja militer dunia.

Laporan yang dirilis 24 April 2023 itu menyebutkan invasi Rusia ke Ukraina dan ketegangan di Asia Timur telah mendorong peningkatan pengeluaran

Pengeluaran militer dunia disebut tumbuh untuk tahun kedelapan berturut-turut. Sejauh ini, peningkatan paling tajam dalam pengeluaran terlihat di Eropa yakni sebesar 13 persen. Dan sebagian besar disebabkan oleh pengeluaran Rusia dan Ukraina. Namun bantuan militer ke Ukraina dan kekhawatiran tentang ancaman yang meningkat dari Rusia sangat memengaruhi keputusan pengeluaran banyak negara lain. Demikian juga ketegangan di Asia Timur.

Dr Nan Tian, Peneliti Senior di Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI menyebut, peningkatan terus-menerus dalam pengeluaran militer  dalam beberapa tahun terakhir adalah tanda bahwa kita hidup di dunia yang semakin tidak aman. 

“Negara-negara memperkuat kekuatan militer sebagai tanggapan terhadap lingkungan keamanan yang memburuk. Yang  menurut perkiraan mereka tidak akan membaik dalam waktu dekat,” katanya dikutip dari laman SIPRI.

Tingkat Perang Dingin

Laporan terbaru itu juga mengatakan tingkat pengeluaran militer perang dingin telah kembali ke Eropa Tengah dan Barat. Pengeluaran militer oleh negara-negara di Eropa Tengah dan Barat mencapai US$345 miliar atau sekitar Rp5.100 triliun pada tahun 2022. Secara riil, pengeluaran oleh negara-negara ini untuk pertama kalinya melampaui pengeluaran pada tahun 1989 atau  saat perang dingin berakhir. Dan  30 persen lebih tinggi daripada tahun 2013. 

Beberapa negara secara signifikan meningkatkan pengeluaran militer mereka setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Sementara yang lain mengumumkan rencana untuk menaikkan tingkat pengeluaran selama periode hingga satu dekade.

Beberapa peningkatan paling tajam terlihat di Finlandia yakni  36 persen, Lituania 27 persen, Swedia 12 persen dan Polandia 11 persen. Meski  invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022 tentu memengaruhi keputusan pengeluaran militer pada 2022, kekhawatiran tentang agresi Rusia telah berkembang lebih lama. Banyak bekas negara blok Timur telah meningkatkan pengeluaran militer mereka lebih dari dua kali lipat sejak 2014. Tahun ketika Rusia menganeksasi Krimea.

Rusia dan Ukraina jelas juga meningkatkan pengeluaran militer saat perang berkecamuk. Pengeluaran militer Rusia tumbuh sekitar 9,2 persen pada tahun 2022. Angkanya  menjadi sekitar US$86,4 miliar atau sekitar Rp1.300 triliun. Ini setara dengan 4,1 persen  PDB Rusia pada 2022. Naik  dari 3,7 persen PDB pada 2021.

Angka yang dirilis  Rusia pada akhir tahun 2022 menunjukkan secara nominal anggaran militer Rusia  34 persen lebih tinggi daripada rencana anggaran yang disusun pada tahun 2021.

Dr Lucie Béraud-Sudreau, Direktur Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI menyebut, perbedaan antara rencana anggaran dan pengeluaran militer Rusia menunjukkan  invasi ke Ukraina telah merugikan negara itu jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan.

Pengeluaran militer Ukraina pada 2022 mencapai US$44,0 miliar atau sekitar Rp657 triliun Ini mengingkat 640 persen dan merupakan peningkatan tertinggi dalam pengeluaran militer suatu negara yang pernah tercatat  SIPRI. Sebagai akibat dari peningkatan dan kerusakan ekonomi Ukraina akibat perang, beban militer melonjak hingga 34 persen dari PDB pada tahun 2022. Jauh dari tahun 2021 yang mencapai  3,2 persen PDB.

Pengeluaran Militer Amerika Tetap Tertinggi

Amerika  sejauh ini tetap menjadi pembelanja militer terbesar di dunia. Pengeluaran militer negara ini mencapai US$877 miliar atau sekitar Rp13.100 triliun pada tahun 2022. Ini  merupakan 39 persen dari total pengeluaran militer global, dan tiga kali lebih banyak dari jumlah yang dibelanjakan oleh China yang menjadi pembelanja terbesar kedua. Bahkan belanja militer Amerika masih lebih besar dibandingkan gabungan 10  embilan negara yang ada di urutan bawahnya.  Meraka adalah China, Rusia, India, Saudi Arabia, Inggris, Jerman, Prancis, Jepang, Korea Selatan, dan Ukraina

SIPRI

Peningkatan pengeluaran Amerika sebesar 0,7 persen pada tahun 2022. Sebenarnya akan menjadi lebih besar jika bukan karena tingkat inflasi tertinggi sejak tahun 1981. SIPRI mencatat peningkatan pengeluaran militer Amerika pada tahun 2022 sebagian besar disebabkan karena tingkat bantuan militer keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diberikan ke Ukraina.

Bantuan militer keuangan Amerika ke Ukraina berjumlah US$19,9 miliar pada tahun 2022. Meskipun ini adalah jumlah bantuan militer terbesar yang diberikan oleh negara mana pun kepada satu penerima  sejak perang dingin, itu hanya mewakili 2,3 persen dari total pengeluaran militer Amerika. Pada tahun 2022.

Asia dan Oseania

Sementara di Asia dan Oseania China dan Jepang memimpin peningkatan belanja militer. Pengeluaran militer gabungan negara-negara di Asia dan Oseania adalah US$575 miliar. 2,7 persen lebih tinggi dari tahun 2021, dan 45 persen lebih tinggi dari tahun 2013. Ini juga  melanjutkan tren kenaikan yang tidak terputus setidaknya sejak tahun 1989.

China tetap menjadi pembelanja militer terbesar kedua di dunia. Negara ini , mengalokasikan sekitar US$292 miliar atau sekitar Rp4.400 triliun pada tahun 2022. 4,2 persen lebih tinggi dari tahun 2021, dan 63 persen lebih tinggi dari tahun 2013. Pengeluaran militer China telah meningkat selama 28 tahun berturut-turut.

Pengeluaran militer Jepang meningkat sebesar 5,9 persen pada 2022 yakni  , mencapai US$46,0 miliar. Atau 1,1 persen dari PDB. Ini adalah tingkat pengeluaran militer Jepang tertinggi sejak tahun 1960. 

Poin Penting Lain

Beberapa poin penting dari laporan tersebut antara lain  pengeluaran militer India sebesar US$81,4 miliar adalah yang tertinggi keempat di dunia. Itu 6,0 persen lebih banyak daripada tahun 2021.

Pada tahun 2022 pengeluaran militer oleh Arab Saudi pembelanja militer terbesar kelima, naik 16 persen mencapai sekitar US $75,0 miliar. Ini  peningkatan pertama sejak 2018.

Pengeluaran militer oleh anggota NATO mencapai US$1232 miliar pada tahun 2022. 0,9 persen lebih tinggi dari tahun 2021. Inggris memiliki pengeluaran militer tertinggi di Eropa Tengah dan Barat sebesar US$68,5 miliar. Dari jumlah itu sekitar US$2,5 miliar atau  3,6 persen adalah bantuan keuangan militer ke Ukraina.

Saat negara lain naik, pengeluaran militer Türkiye turun untuk tahun ketiga berturut-turut. Negara ini membelanjakan sekitar US$10,6 miliar. Turun  26 persen dari tahun 2021.

Pengeluaran militer Ethiopia naik 88 persen pada tahun 2022, mencapai $1,0 miliar. Peningkatan itu bertepatan dengan serangan baru pemerintah terhadap Front Pembebasan Rakyat Tigray di utara negara itu. 

Penurunan besar juga dialami militer Nigeria yang  turun 38 persen menjadi US$3,1 miliar. Penurunan terjadi setelah peningkatan pengeluaran sebesar 56 persen pada tahun 2021.