E-Commerce Temu China Siap Ekspansi ke RI, Ancaman Baru UMKM?
- Seperti halnya TikTok Shop, Temu memungkinkan pemotongan rantai distribusi dengan memasukkan barang impor langsung dari China.
Makroekonomi
JAKARTA - Pemerintah menyuarakan kekhawatiran terhadap aplikasi perdagangan lintas negara asal China, Temu, yang berpotensi mengganggu pasar serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Seperti halnya TikTok Shop, Temu memungkinkan pemotongan rantai distribusi dengan memasukkan barang impor langsung dari China.
"Kemarin kita bicara banyak terkait TikTok, sekarang muncul lagi Temu. Memang kenyataannya seperti Temu ini sudah beroperasi di beberapa negara dan kita perlu mengantisipasi apabila mereka beroperasi di Indonesia," ungkap Pelaksana Harian Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud, dilansir Antara.
Hal ini dinilai dapat menurunkan permintaan produk lokal dan mengancam keberlangsungan lapangan pekerjaan di sektor distribusi. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023.
- Saham Apple Cetak Rekor Usai Perkenalkan AI di iOS18
- Harga Emas Hari Ini: Kembali Naik Rp3.000
- UNICEF: 400 Juta Anak Balita Masih Dididik dengan Kekerasan
Peraturan akan memisahkan fungsi media sosial dari perdagan digital khususnya e-commerece serta menetapkan batas minimum harga untuk transaksi lintas negara sebesar US$100 atau sekitar Rp1,6 juta (kurs Rp16.290).
“Belajar dari kasus TikTok Shop, tidak semua bisnis model digital atau platform digital sesuai dengan kebutuhan Indonesia.” tambah Musdhalifah. Meski langkah ini telah diambil, pemerintah menilai peraturan tersebut belum cukup untuk sepenuhnya melindungi UMKM dari dampak negatif aplikasi seperti Temu.
"Ini PR (pekerjaan rumah) yang cukup besar karena lagi-lagi terkait UMKM. PR kita pertama ini meningkatkan literasi digital terlebih dahulu, mengajak UMKM kita untuk mulai masuk dalam literasi digital," ungkap Asisten Deputi Koperasi dan UMKM Kemenko Perekonomian, Herfan Brilianto.
Namun, beberapa pertanyaan masih menggantung tanpa jawaban. Seberapa besar potensi dampak Temu terhadap UMKM di Indonesia? Langkah tambahan apa yang dapat diambil oleh pemerintah untuk memberikan perlindungan lebih?
Dan bagaimana UMKM dapat beradaptasi dengan era digital serta bersaing dengan platform besar seperti Temu?
- Saham Apple Cetak Rekor Usai Perkenalkan AI di iOS18
- Harga Emas Hari Ini: Kembali Naik Rp3.000
- UNICEF: 400 Juta Anak Balita Masih Dididik dengan Kekerasan
Meningkatnya digitalisasi dan globalisasi menghadirkan tantangan baru bagi UMKM di Indonesia. Untuk tetap relevan dan kompetitif, UMKM harus meningkatkan literasi digital serta memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan pasar mereka.
Pelatihan dan pendampingan dari pemerintah serta swasta dapat menjadi kunci dalam membantu UMKM menghadapi persaingan ini.
Pemerintah juga perlu mengeksplorasi kebijakan lain yang lebih komprehensif, seperti insentif bagi UMKM yang berinovasi digital dan kerjasama dengan platform perdagangan untuk memberikan porsi yang lebih adil bagi produk lokal.
Aplikasi Temu
Temu, diluncurkan pada Juli 2022. Temu merupakan aplikasi belanja online yang dikembangkan oleh Pinduoduo, perusahaan e-commerce raksasa asal China.
Temu menawarkan berbagai macam produk dengan harga yang kompetitif dan memungkinkan pembeli terhubung langsung dengan penjual.
Temu menawarkan keunggulan dibanding aplikasi sejenis lain, meliputi harga yang kompetitif dengan memotong jalur distribusi, berbagai macam produk dari elektronik hingga kebutuhan rumah tangga, program siaran langsung di mana penjual dapat berinteraksi dengan pembeli secara real-time, serta pengiriman cepat dan mudah dijangkau.