Mitra driver Gojek bersiap konvoi mempromosikan Festival Jajanan Bango (FJB) di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Jumat, 28 Oktober 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

EBITDA On Demand Services GoTo Berbalik dari Minus Rp699 M menjadi Rp239 M

  • Nilai EBITDA dari On-Demand Services yang dibukukan tersebut setara dengan 1,71% dari Gross Transaction Value (GTV) On-Demand Services.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Pada kuartal keempat tahun 2023, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan untuk unit bisnis On-Demand Services PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mencapai Rp239 miliar dari minus Rp699 miliar pada pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Nilai EBITDA dari On-Demand Services yang dibukukan tersebut setara dengan 1,71% dari Gross Transaction Value (GTV) On-Demand Services. 

Unit bisnis ini juga mencatatkan laba segmen operasional di kuartal yang sama. Pendapatan bruto pada kuartal keempat tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 7,2% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, mencapai Rp3,2 triliun.

Baca Juga: GOTO Diprediksi Ketiban Berkah Ramadan, Bagaimana Kinerja Sahamnya?

Peningkatan ini dipengaruhi oleh layanan tambahan bernilai tambah serta meningkatnya pendapatan dari iklan, yang mengakibatkan kenaikan take rate unit bisnis On-Demand Services sebesar 66 basis poin secara quarter-on-quarter (qoq).

Selama tahun 2023 secara keseluruhan, pendapatan bruto meningkat sebesar 4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sejalan dengan peningkatan take rate bisnis On-Demand Services sebesar 270 basis poin.

Pada kuartal keempat tahun 2023, pengeluaran untuk insentif dan pemasaran produk di unit bisnis ini mengalami penurunan sebesar 21% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sementara beban kas operasional rutin pada periode yang sama turun sebesar 37% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

GTV unit bisnis On-Demand Service pada kuartal keempat tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 4% quarter-on-quarter menjadi Rp14,0 triliun, namun angkanya turun 10% dari Rp15,5 triliun yang dicatat pada akhir 2022.

Kinerja ini menandai pertumbuhan GTV selama dua kuartal berturut-turut, menandakan momentum positif bagi unit bisnis ini. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, GTV untuk tahun buku 2023 mengalami penurunan sebesar 9%, yang dipengaruhi oleh pengurangan insentif yang diberikan selama tahun 2023.

Opsi transportasi terjangkau diperkenalkan di beberapa kota baru, yang mengakibatkan peningkatan GTV produk tersebut sebesar 20% pada kuartal keempat tahun 2023. 

Sekitar 40% dari pengguna dalam periode tersebut merupakan pelanggan baru atau pelanggan yang sebelumnya tidak aktif.

Layanan langganan pesan antar makanan terus mengalami pertumbuhan, ditandai dengan peningkatan belanja pengguna dan frekuensi penggunaan sekitar tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna yang tidak berlangganan layanan tersebut.

Baca Juga: GOTO Pangkas Kerugian 66 Persen jadi Rp10,3 T pada 2023

EBITDA Grup GoTo Berbalik Positif

Pada kuartal keempat, GoTo mencatat pertumbuhan EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar Rp77 miliar, menandai pencapaian positif pertama sejak awal perusahaan. 

Selama periode yang sama, GTV Grup tumbuh sebesar 8% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan 1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara pendapatan bruto kuartal keempat juga meningkat sebesar 8% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan 3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mencapai angka Rp6,5 triliun. 

Beban insentif Grup pada kuartal keempat 2023 mengalami penurunan sebesar 33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang pada gilirannya berkontribusi pada penurunan sebesar 38% untuk seluruh tahun 2023. 

Biaya kas operasional rutin juga mengalami penurunan signifikan sebesar 39% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, dengan penurunan sebesar 19% untuk seluruh tahun 2023. Ini berdampak pada perbaikan rugi EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp12,3 triliun. 

Posisi keuangan Perseroan tetap solid dengan total kas, setara kas, dan deposito jangka pendek mencapai Rp27,4 triliun pada akhir tahun 2023. 

Namun, dengan dekonsolidasi Tokopedia yang berlaku mulai 1 Februari 2024, total kas, setara kas, dan deposito jangka pendek Perseroan akan berkurang menjadi Rp23,0 triliun, terutama karena perpindahan dana yang ditampung sementara dalam rekening escrow dari transaksi melibatkan pengguna Tokopedia.

EBITDA Grup yang disesuaikan di kuartal keempat menunjukkan perbaikan signifikan, mencapai Rp77 miliar, meningkat dari angka yang negatif pada kuartal sebelumnya. 

Pada tahun 2023, EBITDA Grup juga mengalami perbaikan menjadi -Rp3,7 triliun, melampaui batas atas pedoman kinerja yang sebelumnya diumumkan. Gross Transaction Value (GTV) Grup mencapai Rp163,0 triliun pada kuartal keempat, dengan pertumbuhan yang didorong oleh fokus yang tajam pada segmen konsumen mass market

Meskipun demikian, GTV Grup mengalami sedikit penurunan secara keseluruhan untuk tahun 2023, karena pengurangan insentif dan pemasaran produk. 

Namun, pendapatan bruto Grup terus meningkat pada kuartal keempat, sebesar 3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, melalui ekspansi pasar dan peningkatan bisnis pinjaman konsumen. 

Take rate Grup stabil di angka 4,0% pada kuartal keempat dan meningkat sedikit untuk seluruh tahun 2023 menjadi 4,0%.

Pendapatan bersih pada kuartal keempat mencapai Rp4,3 triliun, menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya, didukung oleh pengurangan beban insentif dan pemasaran produk. 

Biaya kas operasional rutin juga berhasil dikurangi, mencatatkan penurunan sebesar 18% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan 39% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Biaya kas rutin korporasi pada kuartal keempat mencapai Rp238 miliar

Efisiensi operasional yang terus ditingkatkan juga berkontribusi pada peningkatan rugi operasional yang mengalami perbaikan sebesar 66% untuk seluruh tahun 2023 dari Rp30,3 triliun menjadi Rp10,3 triliun.