Efek Natal dan Tahun Baru, Penjualan Eceran Januari Lesu
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan eceran pada Januari 2021 menurun. Akan tetapi penjualan eceran diprakirakan membaik pada Februari 2021, meski masih kontraksi. Hal itu tercermin dari IPR Februari 2021 yang diprakirakan kontraksi 0,7% mont to month (mtm), membaik dari kontraksi 4,3% mtm pada Januari. Ini seiring dengan permintaan masyarakat yang terjaga saat perayaan […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan eceran pada Januari 2021 menurun. Akan tetapi penjualan eceran diprakirakan membaik pada Februari 2021, meski masih kontraksi.
Hal itu tercermin dari IPR Februari 2021 yang diprakirakan kontraksi 0,7% mont to month (mtm), membaik dari kontraksi 4,3% mtm pada Januari. Ini seiring dengan permintaan masyarakat yang terjaga saat perayaan Imlek.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Selanjutnya, Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta kelompok Suku Cadang dan Aksesori diprakirakan tumbuh positif sehingga menopang kinerja penjualan eceran. Secara tahunan, kinerja penjualan eceran Februari 2021 diprakirakan relatif stabil 16,5% year on year (yoy) dibandingkan dengan -16,4% yoy pada Januari.
“Penjualan eceran sejumlah komoditas seperti sandang, barang budaya dan rekreasi, suku cadang dan aksesori, serta peralatan informasi dan komunikasi terindikasi membaik, meski masih kontraksi,” kata Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Selasa, 9 Maret 2021.
Sebelumnya pada Januari 2021, kinerja penjualan eceran menurun sejalan dengan pola pasca perayaan Natal dan Tahun Baru. Ditambah lagi dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan cuaca yang kurang mendukung.
Penurunan terjadi pada seluruh kelompok komoditas, dengan penurunan terdalam pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, perlengkapan rumah tangga lainnya, dan subkelompok sandang.
Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga bulan mendatang (April 2021) meningkat. Sementara pada enam bulan mendatang (Juli 2021) menurun.
Adapun, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 156,9, meningkat dari 149,7 pada bulan sebelumnya. Peningkatan tersebut seiring dengan memasuki bulan Ramadan dan persiapan Idulfitri.
Sementara itu, IEH enam bulan yang akan datang sebesar 153,5, menurun dari bulan sebelumnya sebesar 164,8, ditopang oleh kelancaran distribusi dan kecukupan pasokan.