Eijkman: Pengembangan Vaksin COVID-19 di Indonesia Sesuai Jadwal
JAKARTA – Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan pengembangan vaksin COVID-19 buatan Indonesia masih berjalan sesuai jadwal yang direncanakan. “Jadi masih on the track,” katanya dilansir Antara, Jakarta, Selasa, 23 Juni 2020. Lembaga Eijkman memimpin pengembangan vaksin protein rekombinan yang akan menjadi produk mandiri Indonesia dengan menargetkan hasil pengembangan bibit vaksin COVID-19 […]
JAKARTA – Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan pengembangan vaksin COVID-19 buatan Indonesia masih berjalan sesuai jadwal yang direncanakan.
“Jadi masih on the track,” katanya dilansir Antara, Jakarta, Selasa, 23 Juni 2020.
Lembaga Eijkman memimpin pengembangan vaksin protein rekombinan yang akan menjadi produk mandiri Indonesia dengan menargetkan hasil pengembangan bibit vaksin COVID-19 pada 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Ia menjelaskan Lembaga Eijkman akan membuat vaksin COVID-19 berdasarkan virus SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia.
Menurut dia, kini pihaknya masih dalam proses melakukan kloning dari protein yang ditargetkan dari bagian virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 sebagai antigen. Target gen yang disasar adalah gen S dan N.
“Jadi protein itu kita sintesis, kita bikin di laboratorium dengan teknik kloning berdasarkan informasi virus yang dari Indonesia,” katanya.
Saat ini, Lembaga Eijkman menjalin kolaborasi pengembangan vaksin dengan industri yang akan berfokus pada penanganan hilir yakni PT Bio Farma.
Sementara itu, Lembaga Eijkman akan berkolaborasi dengan lembaga penelitian dan pengembangan lain. Termasuk perguruan tinggi jika sudah berhasil dengan proses kloning protein.
Amin mengatakan pihaknya sedang memproses finalisasi daftar lembaga lain yang akan terlibat dalam pengembangan vaksin mandiri Indonesia.
“Jika ini sudah selesai maka kita akan bermitra dengan beberapa institusi, perguruan tinggi dan lembaga lainnya. Mereka yang akan membantu kami dalam proses pengujian atau proses penyiapan protein selanjutnya,” katanya.
Selain dengan orang-orang Indonesia di dalam negeri, pihaknya juga akan bekerja sama dengan orang Indonesia yang berada di luar negeri. (SKO)